Sabtu, 10 September 2022

Tugas C. Guru Penggerak

 Artikel

“Pendidikan yang berpihak pada Murid”

 

Engkau coba bisikan kebenaran

Engkau rangkai kata penuh keberanian

Engkau berikan makna pengetahuan

Engkau ajarkan hakikat didikan

Engkau pancarkan sinar kemuliaan

Jiwa sang penuntun akan kebaikan

--------

Sutarjo

05 September 2022

Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

 

Setelah memahami pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan dan pengajaran, dapat disimpulkan bahwa pengajaran merupakan suatu proses dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir maupun bathin serta merupakan bagian dari Pendidikan itu sendiri. Sedangkan Pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Sebagai seorang guru biasanya melaksanakan tugas hanya mengajar dan menyampaikan ilmu pengetahuan, setelah itu dilakukan tes atau ujian untuk mengukur sejauh mana para murid memahami dan mencapai hasil pembelajaran yang telah diikuti Bersama teman dan gurunya. Ketercapaian pembelajaran seringkali hanya diukur dari segi pengetahuan (kognitif) nya saja, hal ini dibuktikan dengan persentasi yang paling besar menjadi perhatian dan parameter yang digunakan adalah Ujian Teori Kognitif, sedangkan porsi untuk Keterampiran (Psiokomotorik) dan SIkap (Afektif) mendapat porsi pendukung atau tambahan penunjang dalam proses pembelajaran yang berlangsung dan yang terlaksana.

Pada kesempatan kali ini adanya perubahan mindset (pola pikir) yang diperoleh setelah mempelajari, mendalami, mengkaji, dan merefleksi tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai definisi pembelajaran dan Pendidikan, dasar-dasar Pendidikan, tujuan Pendidikan, mengenalkan konsep kodrat keadaaan, pengenalan konsep bermain dalam belajar, pembelajaran yang memerdekakan, dan mengajarkan semboyan jiwa Pendidikan nasional ; ingarso sing tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani.

Adanya perubahan dalam diri yang dirasakan baik pada aspek pemahaman (ilmu pengetahuan tentang Pendidikan), maupun sikap prilaku (perubahan dalam mengajar dan mendidik) dari hasil pendalaman modul tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara melalui proses kegiatan berpikir-kritis dan menerapkan relevansinya dengan sosio-kultur di daerah tempat tinggal.

Dampak yang dirasakan oleh diri sendiri yang kemudian menjadi imbas dari refleksi pemikiran ini adalah terjadinya perubahan dan tindakan yang dilaksanakan dalam proses kegiatan pembelajaran dan pendidikan yang menuntun selama di kelas maupun ruang lingkup sekolah. Hasil refleksi berpikir-kritis pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang langsung diterapkan adalah sebagai berikut:

1. Pemahaman yang timbul dan terbaru mengenai perbedaan konsep pembelajaran dan Pendidikan, menjadi kesenangan dan kebahagiaan dalam diri sendiri yang menyebabkan semakin tergugah dan menjiwai peran dan visi sebagai sosok guru yang dapat menuntun dan memberikan sesuatu Pendidikan  yang bermakna pada muridnya.

2. Perubahan yang meningkat dalam aspek berpikir refleksi sesuai dengan yang telah dipahami dari komsep pemikiran Ki Hadjar Dewantara, serta menambah wawasan dalam menentukan strategi dan metodologi yang tepat serta sesuai untuk digunakan terhadap murid menurut kodratnya yang telah di gariskan Tuhan. Hal tersebut diharapkan dapat senantiasa dikembangkan oleh guru melalui kegiatan membaca dan menganalisis serta menyesuaikan metode dengan situasi dan kondisi kodrat alam dan kodrat zaman yang dimiliki oleh murid. Dengan demikian secara tepat dan efektif dapat berkembang, berubah, mandiri dan merdeka dalam capaian kompetensi yang dituntaskan oleh para murid dalam pembelajarannya.

3. Sebagai guru yang menerapkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, maka dikatakan bahwa dapat menemukan Pendekatan dan model pembelajaran atau pedidikan yang dapat memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan, membahagiakan, memerdekakan dan memberikan perubahan yang signifikan terhadap diri murid sebagai individu maupun masyarakat.

4. Setelah dikenalkan dan diberikan analogi terkait tugas dan tanggungjawab seorang guru bagaikan seorang petani yang sedang berladang, perumpamaan tersebut digambarkan dengan sangat kontras bagaimana perhatian, keseriusan, kesungguhan, tekad dan perjuangan serta kerja keras dalam bekerja haruslan memiliki target atau tujuan sesuai dengan kodratnya. Oleh karena itu seorang guru juga harus dapat merencanakan, menyiapkan, melaksanakan pembelajaran dan pendidikan yang menuntun serta berpusat pada murid, sehingga dapat mewujudkan pendidikan yang menghasilkan murid yang selamat dan bahagia serta merdeka dan mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sebagai manusia individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Dari semua hal yang telah disampaikan di atas, kemudian menjadi rencana dan tindakan yang harus dilaksanakan dan diterapkan dalam pembelajaran kongkrit di kelas dan di sekolan. Pengajaran dan Pendidikan yang dapat menuntun anak didiknya dalam mengembangkan bakat, minat, dan potensi dirinya agar tumbuh kembang sesuai kodratnya. Dengan demikian akan dihasilkan manusia-manusia yang mulia dan berbudi luhur yang dapat bermanfaat bagi dirinya, keluarganya, masyarakat dan bangsa Indonesia.

Situasi para murid dan suasana lingkungan belajar yang diharapkan setelah memahami pemikiran Ki Hadjar Dewantara adalah: 1) memiliki pola pikir yang terbuka, teliti, kritis dan cerdas dalam memahami perjalanan hidup. 2) anak didik yang mampu bersaing dengan minat, bakat dan keahlian yang telah dimiliki, dilatih dan diasah di sekolah menjadi modal dalam mensejahterkan hidupnya sehari-hari. 3) para murid yang senantiasa merasa senang, bahagia dan terus konsisten dalam belajar dan melatih dirinya dalam aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap budi pekerti yang baik dalam setiap waktu dan perjalanan hidupnya.

Kemudian materi dan metode yang akan digunakan untuk mewujudkan pembelajaran yang menuntun atau berpusat pada murid adalah dengan mengenalkan dan memperdalam; 1) Konsep Diri, 2) Potensi Diri setiap Manusia, 3) Peluang kesuksesan dan keberhasilan setiap insan dengan pendidikan yang berkualitas, serta 4) manfaat dari semua materi yang diajarkan harus dapat dirasakan oleh murid, orang tua, guru dan masyarakat sekitarnya. Dengan metode silih asah silih asih dan silih asuh, dengan menggunakan asas gotong royong dalam menciptakan suasana belajar yang merdeka, merubah, dan mandiri baik di kelas maupun lingkup sekolah.

Sepucuk Nasehat

Sepucuk Nasehat
Nasehatilah diri sebelum usia terlanjur terhenti, karena penyesalan amatlah pahit dan menakutkan