Sahabat.....
Ternyata kebahagiaan itu ada dalam pikiran, hati, dan tindakan kita looooo...
Why....? karena semuanya mencari satu kata yang ketika mendengarnya menjadi tenang dan damai yaitu....CINTA...
Sahabat.....
aku yakin dirimu hari ini dalam keadaan BAHAGIA...!!!
Cintailah yang ada...
Kasihilah semua yang engkau dapat...
dan ingat satu hal...
Allah mencintai-Mu....
Bukan karena diri sendiri engkau sholeh, taat, tawadhu dan taqwa. namun karena Rahmat Alloh SWT seorang manusia bisa memiliki semua itu. (Sutarjo)
Kamis, 29 April 2010
Rabu, 14 April 2010
Teladan Sahabat Dalam Mencintai Nabi
Para sahabat –radhiyallahu ’anhum ajma’in- mendapatkan kemuliaan karena bertemu langsung dengan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam. Mereka memiliki kesempurnaan cinta dan pengagungan yang mengungguli manusia lainnya. Belum ada dan tidak akan pernah ada orang-orang sesudah para sahabat ini yang menyamai cinta mereka.
[Pertama]
Ali bin Abi Tholib –radhiyallahu ’anhu- pernah ditanya, ”Bagaimana cinta kalian kepada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam?” Ia menjawab, ”Demi Allah, beliau lebih kami cintai daripada harta, anak-anak, ayah, dan ibu kami serta kami juga lebih mencintai beliau daripada air dingin pada saat dahaga.”
[Kedua]
Abu Sufyan bin Harb –saat ia masih kafir- pernah bertanya kepada Zaid bin ad-Datsinah –radhiyallahu ’anhu-, (ketika dia dikeluarkan penduduk Mekkah dari al-Haram untuk dibunuh dan dia menjadi tawanan mereka):
”Katakanlah, demi Allah, wahai Zaid! Apakah kamu suka apabila Muhammad sekarang menggantikan kedudukanmu lalu kami memukul lehernya, sedangkan kamu berada di tengah keluargamu?”
Dia menjawab,”Demi Allah, aku tidak rela bila Muhammad sekarang berada di tempatnya saat ini terkena sebuah duri yang menyakitinya, sedangkan aku duduk di tengah keluargaku.”
Abu Sufyan berkata, ”Aku tidak pernah melihat seorang pun yang mencintai seseorang seperti kecintaan para sahabat Muhammad kepada Muhammad.”
[Ketiga]
Dari Anas bin Malik –radhiyallahu ’anhu-, dia menuturkan, “Tatkala perang Uhud, para penduduk Madinah melarikan diri sambil berteriak, ’Muhammad terbunuh’ sehingga banyak teriakan di penjuru Madinah, maka keluarlah seorang perempuan dari Anshar dengan berikat pinggang. Kemudian ia diberi kabar mengenai kematian anak, ayah, suami, dan saudaranya. Saya tidak tahu siapakah di antara mereka yang terbunuh terlebih dahulu. Ketika perempuan ini melewati salah seorang dari mereka, ia bertanya, ”Siapakah yang mati ini?” Mereka menjawab, ”Ayahmu, saudaramu, suami, anakmu!” Namun dia malah bertanya, ”Apa yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam?” Mereka menjawab, ”Majulah ke depan.” Setelah sampai kepada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, ia memegang ujung baju beliau kemudian mengatakan, ”Ayah dan ibuku sebagai tebusanmu, wahai Rasulullah. Aku tidak peduli, asal engkau selamat dari orang yang jahat.”[1]
Dalam sebuah riwayat, ia mengatakan,”Setiap musibah terasa ringan setelah melihatmu selamat.”[2]
[Keempat]
Amr bin al-Ash –radhiyallahu ’anhu- berkata, ”Tidak ada seorang pun yang lebih aku cintai daripada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan tidak ada yang lebih mulia di mataku dibandingkan beliau. Aku tidak mampu menatap beliau demi mengagungkannya. Seandainya aku ditanya, tentang sifat-sifat beliau, tentu aku tidak sanggup menyebutkannya, karena aku tidak pernah menatap beliau dengan pandangan yang tajam.”
[Kelima]
Di antara keinginan menggebu-gebu para sahabat –radhiyallahu ’alaihim ajma’in- untuk memuliakan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam dan tidak menyakiti beliau ialah perkataan Anas bin Malik:
”Sungguh, pintu-pintu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam dahulu diketuk dengan kuku[3].”
Tatkala turun firman Allah Ta’ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلَا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari.” (QS. Al Hujurat: 2)
Ibnu az-Zubair berkata, ”Umar tidak pernah memperdengarkan suaranya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sesudah turun ayat ini, kecuali bila ingin meminta penjelasan pada beliau.”[4]
Sementara Tsabit bin Qais, orang yang suaranya sangat keras, pernah mengeraskan suaranya di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu dia duduk di rumahnya dengan kepala tertunduk karena dirinya merasa sebagai ahli neraka dengan sebab kerasnya suara tersebut, sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan kabar gembira kepadanya dengan surga.[5] [6]
Lihatlah bagaimana teladan dari para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam memuliakan beliau! Sudah sepantasnya kita bisa meneladani hal ini. Ketika beliau telah wafat, maka bentuk pengagungan kita adalah dengan memuliakan hadits beliau dan memperjuangkannya dari berbagai bentuk penyimpangan. Hanya Allah yang beri taufik.
Penulis: Muhammad Abduh Tuasika
Senin, 12 April 2010
Allah lagi, Allah lagi!
Ketika aku ingin seorang wanita pendamping hidupku,
Allah kirimkan aku seorang istri yang luar biasa tabah hidup bersamaku.
Ketika aku mau nikah memikirkan biaya,
Allah berikan aku kemudahan yang luar biasa.
Ketika isteriku akan melahirkan aku tak punya biaya,
Allah kirimkan aku, teman2ku yang baik hatinya.
Ketika aku dan isteriku ingin memiliki sebuah rumah,
Allah kirimkan kami seorang yang baik hati membantu memiliki sebuah rumah.
Ketika aku mau membeli sebuah motor,
Allah kirimkan aku seorang sahabatku yang luar biasa.
Ketika aku mau menyekolahkan anak pertamaku,
Allah naikan derajatku diperusahaan tempat dimana aku bekerja.
Ketika isteriku akan melahirkan anak kedua,
Allah berikan kami anak yang sehat lagi cerdas.
Ketika aku menghadapi konflik dengan bossku,
Allah pindahkan aku ketempat yang lebih layak untuku.
Ketika aku sedang bersedih,
Allah kirimkan aku seorang sahabat yang menghiburku.
Ketika, ketika, ketika,
Allah lagi, Allah lagi, yang menolong kita.
Nikmat mana yang harus kamu pungkiri!
Minggu, 11 April 2010
Tebakan...
cinta atau hanya suka? - cinta
Hasil: cinta
kamu cinta terhadap dia. Di hadapan orang yang kita cinta, hati kita akan berdegup kencang.Di hadapan orang yang kita cinta, musim sentiasa berbunga-bunga.Jikalau kita lihat di dalam mata orang yang kita cinta, kita akan kaku.Di depan orang yang kita cinta, kita men...jadi malu. Saat kau MENCINTAI seseorang, kau akan melakukan apapun untuk kebahagiaannya walaupun kau harus mengorbankan jiwamu.Saat kau MENCINTAI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan menggenggam erat tangannya...CINTA adalah saat ia menangis dan kau akan membiarkannya menangis di bahumu sambil berkata, "Mari kita selesaikan masalah ini bersama-sama."CINTA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata, "Buatku dia adalah anugerah terindah yang pernah Tuhan berikan padaku.."Pada saat orang yang kau CINTAi menyakitimu, kau akan berkata, Tak apa dia hanya tak tau apa yang dia lakukan."Pada saat kau CINTA padanya, kau akan selalu MENANTINYA dengan setia dan tulus...CINTA adalah kau akan menemaninya tak kira bagaimanapun keadaanmu ketika itu.CINTA adalah hal yang memberi dengan rela.CINTA di tujukan kepada seseorang yg kita selalu ingat dan mimpi.. Tanpanya kita akan rasa sunyi dan kita cintakan sepenuh jiwa dengan hati yg ikhlas kepadanya.
Hasil: cinta
kamu cinta terhadap dia. Di hadapan orang yang kita cinta, hati kita akan berdegup kencang.Di hadapan orang yang kita cinta, musim sentiasa berbunga-bunga.Jikalau kita lihat di dalam mata orang yang kita cinta, kita akan kaku.Di depan orang yang kita cinta, kita men...jadi malu. Saat kau MENCINTAI seseorang, kau akan melakukan apapun untuk kebahagiaannya walaupun kau harus mengorbankan jiwamu.Saat kau MENCINTAI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan menggenggam erat tangannya...CINTA adalah saat ia menangis dan kau akan membiarkannya menangis di bahumu sambil berkata, "Mari kita selesaikan masalah ini bersama-sama."CINTA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata, "Buatku dia adalah anugerah terindah yang pernah Tuhan berikan padaku.."Pada saat orang yang kau CINTAi menyakitimu, kau akan berkata, Tak apa dia hanya tak tau apa yang dia lakukan."Pada saat kau CINTA padanya, kau akan selalu MENANTINYA dengan setia dan tulus...CINTA adalah kau akan menemaninya tak kira bagaimanapun keadaanmu ketika itu.CINTA adalah hal yang memberi dengan rela.CINTA di tujukan kepada seseorang yg kita selalu ingat dan mimpi.. Tanpanya kita akan rasa sunyi dan kita cintakan sepenuh jiwa dengan hati yg ikhlas kepadanya.
Sabtu, 10 April 2010
Filsafat Pendidikan Islam (Resensi Buku)
Resensi oleh : Sutarjo 29 Juni 2009 – 05.50 WIB
Judul Buku : Filsafat Pendidikan Islami
Penulis : Prof. Dr. Ahmad Tafsir
Penerbit : PT REMAJA ROSDAKARYA
Tebal : 338 Halaman
Cetakan : Cet. III November 2008
Buku ini merupakan sebuah sumbangsih yang sangat besar bagi kaum pelajar khususnya setingkat mahasiswa dan mahasiswa pasca sarjana yang mungkin masih awam dalam memahami tentang filsafat pendidikan islam. Permasalahan mengenai filsafat yang dikaji di setiap kampus pendidikan ternyata hampir sama, yaitu sulitnya membedakan antara filsafat pendidikan dan teori pendidikan.
Dengan semua daya dan upaya penulis optimalkan dalam menyusun buku ini, penulis adalah seorang yang ahli di dalamnya yaitu seorang pengajar tentang Filsafat Pendidikan dan Ilmu Pendidikan di beberapa perguruan tinggi, yang mahasiswanya adalah mahasiswa program S1 dan S2.
Penulis dalam menyusun buku ini diawali dengan mejelaskan terlebih dahulu mengenai perbedaan filsafat dengan ilmu. Dari penjelasan yang ada di BAB I ini mencerminkan pemahaman penulis yang dalam tentang filsafat. Namun, dari BAB ini juga pembahasannya tidak hanya menceritakan perbedaan filsafat dan ilmu. Akan tetapi, menjelaskan pula latar belakang penulisan judul buku yang sedang kita kaji sekarang judulnya.
Buku ini juga tidak ditulis secara sistematik menurut struktur Filsafat Pendidikan. Tetapi, penulis hanya membicarakan beberapa topik atau tema saja yang dianggapnya penting. Bahkan sebagian besar bahan-bahan materinya diangkat dari makalah-makalah yang pernah penulis dibahas di forum-forum diskusi atau formal lainnya.
Pembahasan yang di angkat penulis adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, yaitu menjelaskan perbedaan filsafat dan ilmu. Sekaligus juga menceritakan latarbelakang penulisan buku ini dan sistematika yang dipakainya dalam pembahasan tiap BAB.
BAB II Hakikat Manusia, Manusia merupakan suatu kata yang sangat menarik untuk dibahas. Sangat banyak sekali definisi manusia menurut beberapa tokoh, terutama para filusuf. Secara garis besar dari pendapat mereka bahwa manusia menurut manusia itu memiliki tiga elemen, yaitu roh, akal, hati. Ketiga elemen ini yang menjadi sarana penunjang bagi mereka untuk mengenal siapa mereka, darimana mereka, dan hendak kemana mereka? Setelah mereka menemukan jawaban dari pertanyaan ini, maka kesimpulannya manusia akan tahu bahwa dia milik Tuhan dan akan kembali kepada-Nya.
Manusia juga merupakan Homo Endocandum yang dapat dididik dan menddik, tentunya perlu keterlibatan pihak lain agar dapat melangsungkan pendidikan ini menuju keterarahan yang jelas. Manusia pun telah diberikan potensi yang begitu luar biasa. Salah satunya akal tadi, yang dapat digunakan untuk memahami dan memikirkan segala fenomena.
Salah satu yang amat menarik juga untuk dibicarakan adalah apa sebenarnya inti manusia itu? Ketiga unsur tadi yang menjadi jawaban yang amat relevan ditelinga kita. Berdasarkan pendapat ini pendidikan manusia harus terarah secara proporsional.
BAB III Hakikat Pendidikan, Pendidikan suatu pembicaraan yang tak akan pernah selesai untuk dibicarakan, Ada dua kata yang perlu digarisbawahi mengenai hakikat pendidikan yaitu “membantu” dan “manusia” dan ini yang menjadi tujuan pendidikan itu sendiri untuk memanusiakan manusia. Untuk merealisasikan tujuan ini manusia haruslah bisa memiliki kemampuan dalam mengendalikan diri, memiliki pengetahuan. Karena itulah manusia itu menjadi tujuan pendidikan yang harus memiliki pengetahuan yang tinggi. Intinya manusia harus mampu berpikir benar.
BAB IV Dasar Pendidikan, Pendidikan selalu diwarnai oleh pandangan hidup (way of life.) Rasionalismelah salah satu pandangan hidup. Paham ini yang kebenaran itu diperoleh melalui akal atau dengan kata lain akal itulah alat pencari dan pengukur kebenaran, orang-orang sophis dalam penggunaan akal amatlah radikal. Sekalipun akal yang berperan tetapi bukan merupakan satu-satunya jalan. Bagi setiap muslim tentunya tidak hanya akal yang mereka gunakan saja melainkan potensi hati dan jasad yang dapat mendesign pendidikan menjadi lebih baik.
Tatkala kita membicarakan mengenai design pendidikan tidak akan terlepas dari nilai atau norma yang akan diterapkan. Biasanya nilai baik dan buruk digunakan untuk menetapkan nilai, adapun nilai indah dan tidak indah biasanya dikaitkan dengan seni.
BAB V Tujuan Pendidikan, Di negara indonesia terdapat kecacatan dari tujuan pendidikan, sebab yang mereka harapkan dari tujuan itu menjadi manusia yang berjiwa pancasila. Memang bukan pekerjan yang sangat mudah, mungkin saja seseorang tidak mampu mengungkapkan kriteria manusia yang terbaik itu, ada saja pandangan yang berbeda seperti apabila pandangannya berupa agama, maka yang dikatakan tujuan pendidikan yang terbaik itu merupakan pandangan agama, begitupun sebaliknya dengan pandangannya filsafat maka yang dikatakan pendidikan yang terbaik adalah yang berorientasi kepada filsafat. Perbedaan itu dapat dipesempit tatkala negara sendiri yang menetapkan tujuan tersebut.
Pendidikan Berorientasi Kompetensi
Perlu dipahami bersama ada beberapa konsep. Pertama, kompetensi yang akan dicapai ialah kompetensi lembaga bukan kompetensi mata pelajaran. Kedua, ada tidaknya pendidikan maka yang perlu adalah melakukan segenap potensi pengajar dngan baik. Ketiga, inti kompetensi adalah kemampuan, pengajar harus punya life skill.
Pada tahun 2003 di dunia pendidikan kita Konsep yang diluncurkan yaitu KBK. KBK ini sebetulnya yang berorientasi pada kompetensi, dalam kurikulum ini seolah-olah kompetensilah yang menjadi prioritas utama. Padahal kalau kita meihat slogan UNESCO tujuan pendidikan itu ada empat, learning to know, learning to do, learning to be, learning to live together. Jadi, esensi yang terdapat dalam pendidikan itu sendiri agar lulusan terampil menjalani kehidupan.
BAB VI Kurikulum Pendidikan, Kurikulum ialah program dalam mencapai tujuan pendidikan. Hal penting pertama yang harus diperhaikan ialah kurikulum itu ditentukan oleh tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Sementara tujuan pendidikan itu mesti ditetapkan berdasarkan kehendak manusia yang membuat kurikuum itu.
Tatkala, kita ingin merancang kurikulum pendidikan, yang terbayang pada kita ialah apa indikator manusia yang baik itu.
1. Akhlaknya baik
2. Memiliki pengetahuan yang benar
3. Menghargai keindahan
Tiga pilar ini yang menjadi isi semua kurikulum.
BAB VII Peserta Didik, penulis menjelaskan tentang murid dan pendidik,
bagaimana perilaku-perilaku seorang murid selama menuntut ilmu.
Judul Buku : Filsafat Pendidikan Islami
Penulis : Prof. Dr. Ahmad Tafsir
Penerbit : PT REMAJA ROSDAKARYA
Tebal : 338 Halaman
Cetakan : Cet. III November 2008
Buku ini merupakan sebuah sumbangsih yang sangat besar bagi kaum pelajar khususnya setingkat mahasiswa dan mahasiswa pasca sarjana yang mungkin masih awam dalam memahami tentang filsafat pendidikan islam. Permasalahan mengenai filsafat yang dikaji di setiap kampus pendidikan ternyata hampir sama, yaitu sulitnya membedakan antara filsafat pendidikan dan teori pendidikan.
Dengan semua daya dan upaya penulis optimalkan dalam menyusun buku ini, penulis adalah seorang yang ahli di dalamnya yaitu seorang pengajar tentang Filsafat Pendidikan dan Ilmu Pendidikan di beberapa perguruan tinggi, yang mahasiswanya adalah mahasiswa program S1 dan S2.
Penulis dalam menyusun buku ini diawali dengan mejelaskan terlebih dahulu mengenai perbedaan filsafat dengan ilmu. Dari penjelasan yang ada di BAB I ini mencerminkan pemahaman penulis yang dalam tentang filsafat. Namun, dari BAB ini juga pembahasannya tidak hanya menceritakan perbedaan filsafat dan ilmu. Akan tetapi, menjelaskan pula latar belakang penulisan judul buku yang sedang kita kaji sekarang judulnya.
Buku ini juga tidak ditulis secara sistematik menurut struktur Filsafat Pendidikan. Tetapi, penulis hanya membicarakan beberapa topik atau tema saja yang dianggapnya penting. Bahkan sebagian besar bahan-bahan materinya diangkat dari makalah-makalah yang pernah penulis dibahas di forum-forum diskusi atau formal lainnya.
Pembahasan yang di angkat penulis adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, yaitu menjelaskan perbedaan filsafat dan ilmu. Sekaligus juga menceritakan latarbelakang penulisan buku ini dan sistematika yang dipakainya dalam pembahasan tiap BAB.
BAB II Hakikat Manusia, Manusia merupakan suatu kata yang sangat menarik untuk dibahas. Sangat banyak sekali definisi manusia menurut beberapa tokoh, terutama para filusuf. Secara garis besar dari pendapat mereka bahwa manusia menurut manusia itu memiliki tiga elemen, yaitu roh, akal, hati. Ketiga elemen ini yang menjadi sarana penunjang bagi mereka untuk mengenal siapa mereka, darimana mereka, dan hendak kemana mereka? Setelah mereka menemukan jawaban dari pertanyaan ini, maka kesimpulannya manusia akan tahu bahwa dia milik Tuhan dan akan kembali kepada-Nya.
Manusia juga merupakan Homo Endocandum yang dapat dididik dan menddik, tentunya perlu keterlibatan pihak lain agar dapat melangsungkan pendidikan ini menuju keterarahan yang jelas. Manusia pun telah diberikan potensi yang begitu luar biasa. Salah satunya akal tadi, yang dapat digunakan untuk memahami dan memikirkan segala fenomena.
Salah satu yang amat menarik juga untuk dibicarakan adalah apa sebenarnya inti manusia itu? Ketiga unsur tadi yang menjadi jawaban yang amat relevan ditelinga kita. Berdasarkan pendapat ini pendidikan manusia harus terarah secara proporsional.
BAB III Hakikat Pendidikan, Pendidikan suatu pembicaraan yang tak akan pernah selesai untuk dibicarakan, Ada dua kata yang perlu digarisbawahi mengenai hakikat pendidikan yaitu “membantu” dan “manusia” dan ini yang menjadi tujuan pendidikan itu sendiri untuk memanusiakan manusia. Untuk merealisasikan tujuan ini manusia haruslah bisa memiliki kemampuan dalam mengendalikan diri, memiliki pengetahuan. Karena itulah manusia itu menjadi tujuan pendidikan yang harus memiliki pengetahuan yang tinggi. Intinya manusia harus mampu berpikir benar.
BAB IV Dasar Pendidikan, Pendidikan selalu diwarnai oleh pandangan hidup (way of life.) Rasionalismelah salah satu pandangan hidup. Paham ini yang kebenaran itu diperoleh melalui akal atau dengan kata lain akal itulah alat pencari dan pengukur kebenaran, orang-orang sophis dalam penggunaan akal amatlah radikal. Sekalipun akal yang berperan tetapi bukan merupakan satu-satunya jalan. Bagi setiap muslim tentunya tidak hanya akal yang mereka gunakan saja melainkan potensi hati dan jasad yang dapat mendesign pendidikan menjadi lebih baik.
Tatkala kita membicarakan mengenai design pendidikan tidak akan terlepas dari nilai atau norma yang akan diterapkan. Biasanya nilai baik dan buruk digunakan untuk menetapkan nilai, adapun nilai indah dan tidak indah biasanya dikaitkan dengan seni.
BAB V Tujuan Pendidikan, Di negara indonesia terdapat kecacatan dari tujuan pendidikan, sebab yang mereka harapkan dari tujuan itu menjadi manusia yang berjiwa pancasila. Memang bukan pekerjan yang sangat mudah, mungkin saja seseorang tidak mampu mengungkapkan kriteria manusia yang terbaik itu, ada saja pandangan yang berbeda seperti apabila pandangannya berupa agama, maka yang dikatakan tujuan pendidikan yang terbaik itu merupakan pandangan agama, begitupun sebaliknya dengan pandangannya filsafat maka yang dikatakan pendidikan yang terbaik adalah yang berorientasi kepada filsafat. Perbedaan itu dapat dipesempit tatkala negara sendiri yang menetapkan tujuan tersebut.
Pendidikan Berorientasi Kompetensi
Perlu dipahami bersama ada beberapa konsep. Pertama, kompetensi yang akan dicapai ialah kompetensi lembaga bukan kompetensi mata pelajaran. Kedua, ada tidaknya pendidikan maka yang perlu adalah melakukan segenap potensi pengajar dngan baik. Ketiga, inti kompetensi adalah kemampuan, pengajar harus punya life skill.
Pada tahun 2003 di dunia pendidikan kita Konsep yang diluncurkan yaitu KBK. KBK ini sebetulnya yang berorientasi pada kompetensi, dalam kurikulum ini seolah-olah kompetensilah yang menjadi prioritas utama. Padahal kalau kita meihat slogan UNESCO tujuan pendidikan itu ada empat, learning to know, learning to do, learning to be, learning to live together. Jadi, esensi yang terdapat dalam pendidikan itu sendiri agar lulusan terampil menjalani kehidupan.
BAB VI Kurikulum Pendidikan, Kurikulum ialah program dalam mencapai tujuan pendidikan. Hal penting pertama yang harus diperhaikan ialah kurikulum itu ditentukan oleh tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Sementara tujuan pendidikan itu mesti ditetapkan berdasarkan kehendak manusia yang membuat kurikuum itu.
Tatkala, kita ingin merancang kurikulum pendidikan, yang terbayang pada kita ialah apa indikator manusia yang baik itu.
1. Akhlaknya baik
2. Memiliki pengetahuan yang benar
3. Menghargai keindahan
Tiga pilar ini yang menjadi isi semua kurikulum.
BAB VII Peserta Didik, penulis menjelaskan tentang murid dan pendidik,
bagaimana perilaku-perilaku seorang murid selama menuntut ilmu.
Kamis, 08 April 2010
Energi Cinta
"Orang yang tidak memiliki apa-apa, tidak akan dapat memberi apa-apa.”
Pertama kali mendengar ungkapan di atas, yang terlintas di otak saya adalah bahwa ungkapan ini mencerminkan satu kesombongan seorang kaya. Mencoba merenung lebih jauh, ternyata saya telah terjebak dalam sebuah kedangkalan pemikiran. Memberi, terkadang memang menimbulkan konotasi yang berkaitan dengan materi. Padahal, tidak selamanya aktivitas memberi itu harus diidentikkan dengan harta benda. Semua hal yang membutuhkan interaksi antara 2 pihak atau lebih, selalu akan bersinggungan dengan kata ‘memberi’ dan ‘menerima’. Pertolongan, informasi, nasehat, perhatian, cinta adalah beberapa hal yang bisa kita ‘beri’ dan kita ‘terima’, tanpa harus berwujud suatu materi. Tetapi ada satu kesamaan di antara semua pemberian itu. Ketika kita ingin memberi, kita harus terlebih dahulu memiliki apa yang ingin kita berikan itu.
Kali ini, lagi-lagi, kita bicara tentang CINTA. Tema universal ini memang tidak akan pernah bosan dan usang untuk dibahas. Tapi di sini saya tidak ingin membicarakan tentang keromantisan cinta seorang laki-laki dan perempuan. Saya teringat lirik sebuah lagu ketika saya sekolah dulu:
Don't search in the stars for signs of love, just look around your live you'll find enough. (Se A Vida E – Pet Shop Boys)
Ya. Lihatlah ke sekitar kita. Sangat banyak cinta yang telah kita peroleh. Cinta dari kedua orang tua kita, kakak dan adik kita, sahabat-sahabat, guru, tetangga, bahkan dari orang-orang yang tidak pernah kita duga sebelumnya, mereka senantiasa memberikan cintanya kepada kita. Sebagian mungkin tidak tercetus secara lisan, tapi getaran itu tetap tertangkap melalui tindakan mereka, dan mewarnai hari-hari kita. Bahkan dari makhluk selain manusia pun, kita senantiasa mendapatkan cinta itu.
Ingatkah bahwa matahari hari ini masih bersinar untuk membantu proses fotosintesis tumbuhan, yang kemudian menghasilkan O2 untuk kita hirup? Ingat juga ketika semalam kita memandangi bulan yang menebarkan cahaya dengan cantiknya untuk menemani kegelapan sang malam? Bahwa angin laut dan gelombang telah dan akan senantiasa membantu manusia dalam menepikan ikan untuk ditangkap? Atau perasaan senang kita saat tergelak memperhatikan seekor kucing yang terbelit benang rajutan? Atau kedamaian yang kita rasakan saat melihat sepasang angsa berenang dengan anggunnya di tengah danau? Subhanallah....
"Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir. (QS. Al-Jaatsiyah: 13)
Begitu banyak energi cinta yang telah ditransfer ke dalam kehidupan kita, bukankah akan sangat adil jika kita ingin membalas semua cinta itu dengan energi yang sama, atau bahkan lebih besar? Seorang sahabat pernah menyebutkan,
“Jangan pernah lupa bahwa di alam ini berlaku hukum kekekalan energi. Setiap energi yang kita keluarkan untuk sekitar kita, ia tidak akan pernah hilang menguap begitu saja. Energi itu pasti akan kembali kepada kita, terkadang setelah bertransformasi ke dalam bentuk yang lain.”
Saya termenung mendengar pernyataan itu. Bukan, bukan suatu pamrih yang terbaca darinya, tapi tersirat sebuah ketulusan yang luar biasa. Cukuplah kita mengharapkan ‘pengembalian’ energi itu dalam bentuk pahala dan catatan amal kebaikan di sisi Allah SWT.
“Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya.” (QS. Mukmin: 17)
Sampai titik ini, semoga secara diam-diam telah terbersit di hati kita sebuah keinginan untuk membagi energi cinta itu, lalu bersama-sama kita bertanya: Bagaimana caranya? Maha Besar Allah yang telah menyiapkan jawaban atas pertanyaan itu:
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang." (QS. Maryam: 96)
Subhanallah... Lihatlah! Ternyata rasa kasih sayang itu akan Allah tanamkan ke dalam hati orang-orang yang beriman dan beramal soleh. Tentu saja rasa kasih sayang yang dimaksud di sini adalah yang sesuai dengan syariat Islam, kasih sayang yang bernilai ibadah, menjadikan orang-orang yang melaksanakannya mendapat naungan Allah pada hari dimana tiada naungan kecuali dari-Nya, kasih sayang yang membawa orang-orang yang melaksanakannya naik ke atas mimbar cahaya dan membuat iri para nabi dan syuhada.
Manusia adalah makhluk sosial. Setiap hari kita dituntut untuk berinteraksi dengan berbagai macam orang. Mulai dari membuka mata, hingga ketika kita akan menutupnya untuk menunaikan hak istirahat tubuh di waktu malam, kita senantiasa akan bertemu dengan berbagai macam orang. Berinteraksi, sesungguhnya adalah salah satu cara kita untuk memberi energi cinta kepada sekitar kita.
Pada alam kita memberi cinta, dengan menjaga keseimbangannya dan tidak membuat kerusakan. Pada hewan dan tumbuhan pun kita memberi cinta, dengan memberikan hak mereka ketika menjadi tanggungan kita, menampakkan akhlak yang terbaik. Dan pada manusia, transfer energi cinta itu dapat kita lakukan dalam berbagai cara, baik langsung maupun tidak.
Izinkan saya menganalogikan hati manusia seperti sebuah kolam penampungan. Di dasar kolam itu, terdapat banyak keran yang dapat dibuka/tutup untuk pengaturan keluarnya isi kolam. Tentu saja, keran itu akan mengalirkan apa yang ditampung dalam kolam hati kita. Dan sebuah keniscayaan akan berlaku, ketika keran tersebut dibuka terus-menerus tanpa ada aliran masuk kembali, kolam itu akan menjadi kering. Maka, berinteraksi adalah aktivitas kita dalam membuka ‘keran’ untuk mencurahkan energi cinta. Dan agar kasih sayang sebenarnya yang teralirkan, ‘kolam’ tersebut haruslah diisi dengan materi yang sama, yaitu cinta dan kasih sayang.
Kembalilah sejenak untuk membaca firman Allah di atas. Untuk menanamkan rasa kasih sayang di hati kita, kuncinya adalah beriman dan beramal soleh. Sahabat... mari me-recharge energi cinta kita hanya dari sumber cinta yang abadi, Dia Yang Memiliki cinta tak terperi, cinta yang sangat sempurna. Mari, kita isi kembali energi cinta di hati kita dengan shalat-shalat khusyu' kita, tilawah-tilawah tartil kita, shaum sunnah kita, sedekah dan infak kita hari ini, doa-doa panjang kita di waktu malam, serta dari semua pos ibadah dan amal soleh yang telah Allah sediakan bagi kita.
Karena, untuk membuka ‘keran’ pencurahan energi cinta dari ‘kolam’ penampungan yang ada pada hati ini, terlalu sombong rasanya jika kita tidak pernah mengisi kolam tersebut dengan energi cinta dari-Nya. Ya, jika kolam itu sudah kering, apa yang bisa kita bagi?
Wallahua'lam bi shawab
Konsep Diri
Team e-psikologi
Masalah-masalah rumit yang dialami manusia, seringkali dan bahkan hampir semua, sebenarnya berasal dari dalam diri. Mereka tanpa sadar menciptakan mata rantai masalah yang berakar dari problem konsep diri. Dengan kemampuan berpikir dan menilai, manusia malah suka menilai yang macam-macam terhadap diri sendiri maupun sesuatu atau orang lain – dan bahkan meyakini persepsinya yang belum tentu obyektif. Dari situlah muncul problem seperti inferioritas, kurang percaya diri, dan hobi mengkritik diri sendiri. Artikel berikut akan mengulas tentang konsep diri, apa dan bagaimana konsep diri berpengaruh terhadap munculnya problem yang dialami manusia sehari-hari.
Konsep Diri
Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Seseorang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Orang dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Orang dengan konsep diri negatif, akan mudah menyerah sebelum berperang dan jika gagal, akan ada dua pihak yang disalahkan, entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan orang lain.
Sebaliknya seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya. Kegagalan bukan dipandang sebagai kematian, namun lebih menjadikannya sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Orang dengan konsep diri yang positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang.
Proses Pembentukan Konsep Diri
Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan seorang manusia dari kecil hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman dan pola asuh orang tua turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk. Sikap atau respon orang tua dan lingkungan akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk menilai siapa dirinya. Oleh sebab itu, seringkali anak-anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam pola asuh yang keliru dan negatif, atau pun lingkungan yang kurang mendukung, cenderung mempunyai konsep diri yang negatif. Hal ini disebabkan sikap orang tua yang misalnya : suka memukul, mengabaikan, kurang memperhatikan, melecehkan, menghina, bersikap tidak adil, tidak pernah memuji, suka marah-marah, dsb - dianggap sebagai hukuman akibat kekurangan, kesalahan atau pun kebodohan dirinya. Jadi anak menilai dirinya berdasarkan apa yang dia alami dan dapatkan dari lingkungan. Jika lingkungan memberikan sikap yang baik dan positif, maka anak akan merasa dirinya cukup berharga sehingga tumbuhlah konsep diri yang positif.
Konsep diri ini mempunyai sifat yang dinamis, artinya tidak luput dari perubahan. Ada aspek-aspek yang bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu, namun ada pula yang mudah sekali berubah sesuai dengan situasi sesaat. Misalnya, seorang merasa dirinya pandai dan selalu berhasil mendapatkan nilai baik, namun suatu ketika dia mendapat angka merah. Bisa saja saat itu ia jadi merasa “bodoh”, namun karena dasar keyakinannya yang positif, ia berusaha memperbaiki nilai.
Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Berbagai faktor dapat mempengaruhi proses pembentukan konsep diri seseorang, seperti :
Pola asuh orang tua
Pola asuh orang tua seperti sudah diuraikan di atas turut menjadi faktor signifikan dalam mempengaruhi konsep diri yang terbentuk. Sikap positif orang tua yang terbaca oleh anak, akan menumbuhkan konsep dan pemikiran yang positif serta sikap menghargai diri sendiri. Sikap negatif orang tua akan mengundang pertanyaan pada anak, dan menimbulkan asumsi bahwa dirinya tidak cukup berharga untuk dikasihi, untuk disayangi dan dihargai; dan semua itu akibat kekurangan yang ada padanya sehingga orang tua tidak sayang.
Kegagalan
Kegagalan yang terus menerus dialami seringkali menimbulkan pertanyaan kepada diri sendiri dan berakhir dengan kesimpulan bahwa semua penyebabnya terletak pada kelemahan diri. Kegagalan membuat orang merasa dirinya tidak berguna.
Depresi
Orang yang sedang mengalami depresi akan mempunyai pemikiran yang cenderung negatif dalam memandang dan merespon segala sesuatunya, termasuk menilai diri sendiri. Segala situasi atau stimulus yang netral akan dipersepsi secara negatif. Misalnya, tidak diundang ke sebuah pesta, maka berpikir bahwa karena saya “miskin” maka saya tidak pantas diundang. Orang yang depresi sulit melihat apakah dirinya mampu survive menjalani kehidupan selanjutnya. Orang yang depresi akan menjadi super sensitif dan cenderung mudah tersinggung atau “termakan” ucapan orang.
Kritik internal
Terkadang, mengkritik diri sendiri memang dibutuhkan untuk menyadarkan seseorang akan perbuatan yang telah dilakukan. Kritik terhadap diri sendiri sering berfungsi menjadi regulator atau rambu-rambu dalam bertindak dan berperilaku agar keberadaan kita diterima oleh masyarakat dan dapat beradaptasi dengan baik.
Merubah Konsep Diri
Seringkali diri kita sendirilah yang menyebabkan persoalan bertambah rumit dengan berpikir yang tidak-tidak terhadap suatu keadaan atau terhadap diri kita sendiri. Namun, dengan sifatnya yang dinamis, konsep diri dapat mengalami perubahan ke arah yang lebih positif. Langkah-langkah yang perlu diambil untuk memiliki konsep diri yang positif :
Bersikap obyektif dalam mengenali diri sendiri
Jangan abaikan pengalaman positif atau pun keberhasilan sekecil apapun yang pernah dicapai. Lihatlah talenta, bakat dan potensi diri dan carilah cara dan kesempatan untuk mengembangkannya. Janganlah terlalu berharap bahwa Anda dapat membahagiakan semua orang atau melakukan segala sesuatu sekaligus. You can’t be all things to all people, you can’t do all things at once, you just do the best you could in every way....
Hargailah diri sendiri
Tidak ada orang lain yang lebih menghargai diri kita selain diri sendiri. Jikalau kita tidak bisa menghargai diri sendiri, tidak dapat melihat kebaikan yang ada pada diri sendiri, tidak mampu memandang hal-hal baik dan positif terhadap diri, bagaimana kita bisa menghargai orang lain dan melihat hal-hal baik yang ada dalam diri orang lain secara positif? Jika kita tidak bisa menghargai orang lain, bagaimana orang lain bisa menghargai diri kita ?
Jangan memusuhi diri sendiri
Peperangan terbesar dan paling melelahkan adalah peperangan yang terjadi dalam diri sendiri. Sikap menyalahkan diri sendiri secara berlebihan merupakan pertanda bahwa ada permusuhan dan peperangan antara harapan ideal dengan kenyataan diri sejati (real self). Akibatnya, akan timbul kelelahan mental dan rasa frustrasi yang dalam serta makin lemah dan negatif konsep dirinya.
Berpikir positif dan rasional
We are what we think. All that we are arises with our thoughts. With our thoughts, we make the world (The Buddha). Jadi, semua itu banyak tergantung pada cara kita memandang segala sesuatu, baik itu persoalan maupun terhadap seseorang. Jadi, kendalikan pikiran kita jika pikiran itu mulai menyesatkan jiwa dan raga.
Masalah-masalah rumit yang dialami manusia, seringkali dan bahkan hampir semua, sebenarnya berasal dari dalam diri. Mereka tanpa sadar menciptakan mata rantai masalah yang berakar dari problem konsep diri. Dengan kemampuan berpikir dan menilai, manusia malah suka menilai yang macam-macam terhadap diri sendiri maupun sesuatu atau orang lain – dan bahkan meyakini persepsinya yang belum tentu obyektif. Dari situlah muncul problem seperti inferioritas, kurang percaya diri, dan hobi mengkritik diri sendiri. Artikel berikut akan mengulas tentang konsep diri, apa dan bagaimana konsep diri berpengaruh terhadap munculnya problem yang dialami manusia sehari-hari.
Konsep Diri
Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Seseorang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Orang dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Orang dengan konsep diri negatif, akan mudah menyerah sebelum berperang dan jika gagal, akan ada dua pihak yang disalahkan, entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan orang lain.
Sebaliknya seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya. Kegagalan bukan dipandang sebagai kematian, namun lebih menjadikannya sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Orang dengan konsep diri yang positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang.
Proses Pembentukan Konsep Diri
Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan seorang manusia dari kecil hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman dan pola asuh orang tua turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk. Sikap atau respon orang tua dan lingkungan akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk menilai siapa dirinya. Oleh sebab itu, seringkali anak-anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam pola asuh yang keliru dan negatif, atau pun lingkungan yang kurang mendukung, cenderung mempunyai konsep diri yang negatif. Hal ini disebabkan sikap orang tua yang misalnya : suka memukul, mengabaikan, kurang memperhatikan, melecehkan, menghina, bersikap tidak adil, tidak pernah memuji, suka marah-marah, dsb - dianggap sebagai hukuman akibat kekurangan, kesalahan atau pun kebodohan dirinya. Jadi anak menilai dirinya berdasarkan apa yang dia alami dan dapatkan dari lingkungan. Jika lingkungan memberikan sikap yang baik dan positif, maka anak akan merasa dirinya cukup berharga sehingga tumbuhlah konsep diri yang positif.
Konsep diri ini mempunyai sifat yang dinamis, artinya tidak luput dari perubahan. Ada aspek-aspek yang bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu, namun ada pula yang mudah sekali berubah sesuai dengan situasi sesaat. Misalnya, seorang merasa dirinya pandai dan selalu berhasil mendapatkan nilai baik, namun suatu ketika dia mendapat angka merah. Bisa saja saat itu ia jadi merasa “bodoh”, namun karena dasar keyakinannya yang positif, ia berusaha memperbaiki nilai.
Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Berbagai faktor dapat mempengaruhi proses pembentukan konsep diri seseorang, seperti :
Pola asuh orang tua
Pola asuh orang tua seperti sudah diuraikan di atas turut menjadi faktor signifikan dalam mempengaruhi konsep diri yang terbentuk. Sikap positif orang tua yang terbaca oleh anak, akan menumbuhkan konsep dan pemikiran yang positif serta sikap menghargai diri sendiri. Sikap negatif orang tua akan mengundang pertanyaan pada anak, dan menimbulkan asumsi bahwa dirinya tidak cukup berharga untuk dikasihi, untuk disayangi dan dihargai; dan semua itu akibat kekurangan yang ada padanya sehingga orang tua tidak sayang.
Kegagalan
Kegagalan yang terus menerus dialami seringkali menimbulkan pertanyaan kepada diri sendiri dan berakhir dengan kesimpulan bahwa semua penyebabnya terletak pada kelemahan diri. Kegagalan membuat orang merasa dirinya tidak berguna.
Depresi
Orang yang sedang mengalami depresi akan mempunyai pemikiran yang cenderung negatif dalam memandang dan merespon segala sesuatunya, termasuk menilai diri sendiri. Segala situasi atau stimulus yang netral akan dipersepsi secara negatif. Misalnya, tidak diundang ke sebuah pesta, maka berpikir bahwa karena saya “miskin” maka saya tidak pantas diundang. Orang yang depresi sulit melihat apakah dirinya mampu survive menjalani kehidupan selanjutnya. Orang yang depresi akan menjadi super sensitif dan cenderung mudah tersinggung atau “termakan” ucapan orang.
Kritik internal
Terkadang, mengkritik diri sendiri memang dibutuhkan untuk menyadarkan seseorang akan perbuatan yang telah dilakukan. Kritik terhadap diri sendiri sering berfungsi menjadi regulator atau rambu-rambu dalam bertindak dan berperilaku agar keberadaan kita diterima oleh masyarakat dan dapat beradaptasi dengan baik.
Merubah Konsep Diri
Seringkali diri kita sendirilah yang menyebabkan persoalan bertambah rumit dengan berpikir yang tidak-tidak terhadap suatu keadaan atau terhadap diri kita sendiri. Namun, dengan sifatnya yang dinamis, konsep diri dapat mengalami perubahan ke arah yang lebih positif. Langkah-langkah yang perlu diambil untuk memiliki konsep diri yang positif :
Bersikap obyektif dalam mengenali diri sendiri
Jangan abaikan pengalaman positif atau pun keberhasilan sekecil apapun yang pernah dicapai. Lihatlah talenta, bakat dan potensi diri dan carilah cara dan kesempatan untuk mengembangkannya. Janganlah terlalu berharap bahwa Anda dapat membahagiakan semua orang atau melakukan segala sesuatu sekaligus. You can’t be all things to all people, you can’t do all things at once, you just do the best you could in every way....
Hargailah diri sendiri
Tidak ada orang lain yang lebih menghargai diri kita selain diri sendiri. Jikalau kita tidak bisa menghargai diri sendiri, tidak dapat melihat kebaikan yang ada pada diri sendiri, tidak mampu memandang hal-hal baik dan positif terhadap diri, bagaimana kita bisa menghargai orang lain dan melihat hal-hal baik yang ada dalam diri orang lain secara positif? Jika kita tidak bisa menghargai orang lain, bagaimana orang lain bisa menghargai diri kita ?
Jangan memusuhi diri sendiri
Peperangan terbesar dan paling melelahkan adalah peperangan yang terjadi dalam diri sendiri. Sikap menyalahkan diri sendiri secara berlebihan merupakan pertanda bahwa ada permusuhan dan peperangan antara harapan ideal dengan kenyataan diri sejati (real self). Akibatnya, akan timbul kelelahan mental dan rasa frustrasi yang dalam serta makin lemah dan negatif konsep dirinya.
Berpikir positif dan rasional
We are what we think. All that we are arises with our thoughts. With our thoughts, we make the world (The Buddha). Jadi, semua itu banyak tergantung pada cara kita memandang segala sesuatu, baik itu persoalan maupun terhadap seseorang. Jadi, kendalikan pikiran kita jika pikiran itu mulai menyesatkan jiwa dan raga.
Selasa, 06 April 2010
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Team e-psikologi
Beberapa faktor yang dapat mempngaruhi motivasi kelompok (teamwork) dalam bekerja dapat dikategorikan sebagai berikut:
Tujuan
Visi, misi dan tujuan yang jelas akan membantu team dalam bekerja. Namun hal tersebut belum cukup jika visi., misi dan tujuan yang ditetapkan tidak sejalan dengan kebutuhan dan tujuan para anggota..
Tantangan
Manusia dikarunia mekanisme pertahanan diri yang di sebut “fight atau flight syndrome”. Ketika dihadapkan pada suatu tantangan, secara naluri manusia akan melakukan suatu tindakan untuk menghadapi tantangan tersebut (fight) atau menghindar (flight). Dalam banyak kasus tantangan yang ada merupakan suatu rangsangan untuk mencapai kesuksesan. Dengan kata lain tantangan tersebut justru merupakan motivator.
Namun demikian tidak semua pekerjaan selalu menghadirkan tantangan. Sebuah team tidak selamanya akan menghadapi suatu tantangan. Pertanyaannya adalah bagaimana caranya memberikan suatu tugas atau pekerjaan yang menantang dalam interval. Salah satu kriteria yang dapat dipakai sebagai acuan apakah suatu tugas memiliki tantangan adalah tingkat kesulitan dari tugas tersebut. Jika terlalu sulit, mungkin dapat dianggap sebagai hal yang mustahil dilaksanakan, maka team bisa saja menyerah sebelum mulai mengerjakannya. Sebaliknya, jika terlalu mudah maka team juga akan malas untuk mengerjakannya karena dianggap tidak akan menimbulkan kebanggaan bagi yang melakukannya.
Keakraban
Team yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akraban satu sama lain, setia kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota team saling menyukai dan berusaha keras untuk mengembangkan dan memelihara hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena hal ini akan merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung serta dukungan antara sesama anggota team.
Tanggungjawab
Secara umum, setiap orang akan terstimulasi ketika diberi suatu tanggungjawab. Tanggungjawab mengimplikasikan adanya suatu otoritas untuk membuat perubahan atau mengambil suatu keputusan. Team yang diberi tanggungjawab dan otoritas yang proporsional cenderung akan memiliki motivasi kerja yag tinggi.
Kesempatan untuk maju
Setiap orang akan melakukan banyak cara untuk dapat mengembangkan diri, mempelajari konsep dan ketrampilan baru, serta melangkah menuju kehidupan yang lebih baik. Jika dalam sebuah team setiap anggota merasa bahwa team tersebut dapat memberikan peluang bagi mereka untuk melakukan hal-hal tersebut di atas maka akan tercipta motivasi dan komitmen yang tinggi. Hal ini penting mengingat bahwa perkembangan pribadi memberikan nilai tambah bagi individu dalam meningkatkan harga diri.
Kepemimpinan
Tidak dapat dipungkiri bahwa leadership merupakan faktor yang berperan penting dalam mendapatkan komitmen dari anggota team. Leader berperan dalam menciptakan kondisi yang kondusif bagi team untuk bekerja dengan tenang dan harmonis. Seorang leader yang baik juga dapat memahami 6 faktor yang dapat menimbulkan motivasi seperti yang disebutkan diatas.
Beberapa faktor yang dapat mempngaruhi motivasi kelompok (teamwork) dalam bekerja dapat dikategorikan sebagai berikut:
Tujuan
Visi, misi dan tujuan yang jelas akan membantu team dalam bekerja. Namun hal tersebut belum cukup jika visi., misi dan tujuan yang ditetapkan tidak sejalan dengan kebutuhan dan tujuan para anggota..
Tantangan
Manusia dikarunia mekanisme pertahanan diri yang di sebut “fight atau flight syndrome”. Ketika dihadapkan pada suatu tantangan, secara naluri manusia akan melakukan suatu tindakan untuk menghadapi tantangan tersebut (fight) atau menghindar (flight). Dalam banyak kasus tantangan yang ada merupakan suatu rangsangan untuk mencapai kesuksesan. Dengan kata lain tantangan tersebut justru merupakan motivator.
Namun demikian tidak semua pekerjaan selalu menghadirkan tantangan. Sebuah team tidak selamanya akan menghadapi suatu tantangan. Pertanyaannya adalah bagaimana caranya memberikan suatu tugas atau pekerjaan yang menantang dalam interval. Salah satu kriteria yang dapat dipakai sebagai acuan apakah suatu tugas memiliki tantangan adalah tingkat kesulitan dari tugas tersebut. Jika terlalu sulit, mungkin dapat dianggap sebagai hal yang mustahil dilaksanakan, maka team bisa saja menyerah sebelum mulai mengerjakannya. Sebaliknya, jika terlalu mudah maka team juga akan malas untuk mengerjakannya karena dianggap tidak akan menimbulkan kebanggaan bagi yang melakukannya.
Keakraban
Team yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akraban satu sama lain, setia kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota team saling menyukai dan berusaha keras untuk mengembangkan dan memelihara hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena hal ini akan merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung serta dukungan antara sesama anggota team.
Tanggungjawab
Secara umum, setiap orang akan terstimulasi ketika diberi suatu tanggungjawab. Tanggungjawab mengimplikasikan adanya suatu otoritas untuk membuat perubahan atau mengambil suatu keputusan. Team yang diberi tanggungjawab dan otoritas yang proporsional cenderung akan memiliki motivasi kerja yag tinggi.
Kesempatan untuk maju
Setiap orang akan melakukan banyak cara untuk dapat mengembangkan diri, mempelajari konsep dan ketrampilan baru, serta melangkah menuju kehidupan yang lebih baik. Jika dalam sebuah team setiap anggota merasa bahwa team tersebut dapat memberikan peluang bagi mereka untuk melakukan hal-hal tersebut di atas maka akan tercipta motivasi dan komitmen yang tinggi. Hal ini penting mengingat bahwa perkembangan pribadi memberikan nilai tambah bagi individu dalam meningkatkan harga diri.
Kepemimpinan
Tidak dapat dipungkiri bahwa leadership merupakan faktor yang berperan penting dalam mendapatkan komitmen dari anggota team. Leader berperan dalam menciptakan kondisi yang kondusif bagi team untuk bekerja dengan tenang dan harmonis. Seorang leader yang baik juga dapat memahami 6 faktor yang dapat menimbulkan motivasi seperti yang disebutkan diatas.
Profil DR. Yusuf Al-Qordhowi
Lahir di sebuah desa kecil di Mesir bernama Shafth Turaab di tengah Delta pada 9 September 1926. Usia 10 tahun, ia sudah hafal al-Qur'an. Menamatkan pendidikan di Ma'had Thantha dan Ma'had Tsanawi, Qardhawi terus melanjutkan ke Universitas al-Azhar, Fakultas Ushuluddin. Dan lulus tahun 1952. Tapi gelar doktornya baru dia peroleh pada tahun 1972 dengan disertasi "Zakat dan Dampaknya Dalam Penanggulangan Kemiskinan", yang kemudian di sempurnakan menjadi Fiqh Zakat. Sebuah buku yang sangat konprehensif membahas persoalan zakat dengan nuansa modern.
Sebab keterlambatannya meraih gelar doktor, karena dia sempat meninggalkan Mesir akibat kejamnya rezim yang berkuasa saat itu. Ia terpaksa menuju Qatar pada tahun 1961 dan di sana sempat mendirikan Fakultas Syariah di Universitas Qatar. Pada saat yang sama, ia juga mendirikan Pusat Kajian Sejarah dan Sunnah Nabi. Ia mendapat kewarganegaraan Qatar dan menjadikan Doha sebagai tempat tinggalnya.
Dalam perjalanan hidupnya, Qardhawi pernah mengenyam "pendidikan" penjara sejak dari mudanya. Saat Mesir dipegang Raja Faruk, dia masuk bui tahun 1949, saat umurnya masih 23 tahun, karena keterlibatannya dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin. Pada April tahun 1956, ia ditangkap lagi saat terjadi Revolusi Juni di Mesir. Bulan Oktober kembali ia mendekam di penjara militer selama dua tahun.
Qardhawi terkenal dengan khutbah-khutbahnya yang berani sehingga sempat dilarang sebagai khatib di sebuah masjid di daerah Zamalik. Alasannya, khutbah-khutbahnya dinilai menciptakan opini umum tentang ketidak adilan rejim saat itu.
Qardhawi memiliki tujuh anak. Empat putri dan tiga putra. Sebagai seorang ulama yang sangat terbuka, dia membebaskan anak-anaknya untuk menuntut ilmu apa saja sesuai dengan minat dan bakat serta kecenderungan masing-masing. Dan hebatnya lagi, dia tidak membedakan pendidikan yang harus ditempuh anak-anak perempuannya dan anak laki-lakinya.
Salah seorang putrinya memperoleh gelar doktor fisika dalam bidang nuklir dari Inggris. Putri keduanya memperoleh gelar doktor dalam bidang kimia juga dari Inggris, sedangkan yang ketiga masih menempuh S3. Adapun yang keempat telah menyelesaikan pendidikan S1-nya di Universitas Texas Amerika.
Anak laki-laki yang pertama menempuh S3 dalam bidang teknik elektro di Amerika, yang kedua belajar di Universitas Darul Ulum Mesir. Sedangkan yang bungsu telah menyelesaikan kuliahnya pada fakultas teknik jurusan listrik.
Dilihat dari beragamnya pendidikan anak-anaknya, kita bisa membaca sikap dan pandangan Qardhawi terhadap pendidikan modern. Dari tujuh anaknya, hanya satu yang belajar di Universitas Darul Ulum Mesir dan menempuh pendidikan agama. Sedangkan yang lainnya, mengambil pendidikan umum dan semuanya ditempuh di luar negeri. Sebabnya ialah, karena Qardhawi merupakan seorang ulama yang menolak pembagian ilmu secara dikotomis. Semua ilmu bisa islami dan tidak islami, tergantung kepada orang yang memandang dan mempergunakannya. Pemisahan ilmu secara dikotomis itu, menurut Qardhawi, telah menghambat kemajuan umat Islam.
Sebab keterlambatannya meraih gelar doktor, karena dia sempat meninggalkan Mesir akibat kejamnya rezim yang berkuasa saat itu. Ia terpaksa menuju Qatar pada tahun 1961 dan di sana sempat mendirikan Fakultas Syariah di Universitas Qatar. Pada saat yang sama, ia juga mendirikan Pusat Kajian Sejarah dan Sunnah Nabi. Ia mendapat kewarganegaraan Qatar dan menjadikan Doha sebagai tempat tinggalnya.
Dalam perjalanan hidupnya, Qardhawi pernah mengenyam "pendidikan" penjara sejak dari mudanya. Saat Mesir dipegang Raja Faruk, dia masuk bui tahun 1949, saat umurnya masih 23 tahun, karena keterlibatannya dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin. Pada April tahun 1956, ia ditangkap lagi saat terjadi Revolusi Juni di Mesir. Bulan Oktober kembali ia mendekam di penjara militer selama dua tahun.
Qardhawi terkenal dengan khutbah-khutbahnya yang berani sehingga sempat dilarang sebagai khatib di sebuah masjid di daerah Zamalik. Alasannya, khutbah-khutbahnya dinilai menciptakan opini umum tentang ketidak adilan rejim saat itu.
Qardhawi memiliki tujuh anak. Empat putri dan tiga putra. Sebagai seorang ulama yang sangat terbuka, dia membebaskan anak-anaknya untuk menuntut ilmu apa saja sesuai dengan minat dan bakat serta kecenderungan masing-masing. Dan hebatnya lagi, dia tidak membedakan pendidikan yang harus ditempuh anak-anak perempuannya dan anak laki-lakinya.
Salah seorang putrinya memperoleh gelar doktor fisika dalam bidang nuklir dari Inggris. Putri keduanya memperoleh gelar doktor dalam bidang kimia juga dari Inggris, sedangkan yang ketiga masih menempuh S3. Adapun yang keempat telah menyelesaikan pendidikan S1-nya di Universitas Texas Amerika.
Anak laki-laki yang pertama menempuh S3 dalam bidang teknik elektro di Amerika, yang kedua belajar di Universitas Darul Ulum Mesir. Sedangkan yang bungsu telah menyelesaikan kuliahnya pada fakultas teknik jurusan listrik.
Dilihat dari beragamnya pendidikan anak-anaknya, kita bisa membaca sikap dan pandangan Qardhawi terhadap pendidikan modern. Dari tujuh anaknya, hanya satu yang belajar di Universitas Darul Ulum Mesir dan menempuh pendidikan agama. Sedangkan yang lainnya, mengambil pendidikan umum dan semuanya ditempuh di luar negeri. Sebabnya ialah, karena Qardhawi merupakan seorang ulama yang menolak pembagian ilmu secara dikotomis. Semua ilmu bisa islami dan tidak islami, tergantung kepada orang yang memandang dan mempergunakannya. Pemisahan ilmu secara dikotomis itu, menurut Qardhawi, telah menghambat kemajuan umat Islam.
Senin, 05 April 2010
Maafkanlah Aku Ya Allah, Aku Masih Mengeluh
Hari ini aku pergi belanja ke sebuah swalayan di dekat rumah, setelah berbelanja aku pergi ke kasir untuk membayar, setelah selesai menghitung belanjaanku aku membayar dengan selembar uang lima puluh ribuan, wanita yang menjadi kasir itu memberikan selembar uang seribuan kembalian dari belanjaanku, aku langsung menolaknya dan mengatakan kembaliannya permen karet itu saja mbak, sambil menunjuk sebuah permen karet di sebuah rak yang berada tepat diatas kepalanya, dengan susah payah wanita itu berdiri, ternyata, dia mempunyai satu kaki saja, dan memakai tongkat kayu. Astagfirullahhalazim aku malu sekali, Namun ketika lewat dia tetap tersenyum kepadaku.
Ya Allah, maafkan aku bila aku selalu mengeluh. Aku masih mempunyai sepasang kaki untuk berjalan di duniamu yang luas ini.
Di perjalanan pulang aku singgah di sebuah warung untuk membeli batere lampu senterku yang sudah mati, Anak laki-laki penjualnya begitu mempesona. Aku berbicara padanya. Dia tampak begitu gembira, setelah membayar aku berbicara dengan anak itu, "namamu siapa" Arif om, jawabnya dengan tersenyum, kamu kelas berapa, saya tidak sekolah om, looh kenapa kamu tidak sekolah, belum sempat anak itu menjawab pertanyaanku, tiba-tiba seorang ibu muncul dari dalam rumah, rupanya ibu itu mendengar percakapan kami di luar, "Arif tidak sekolah dek, karena dia buta, sejak kecil dia tidak bisa melihat, dan dia tidak bisa sekolah karena matanya yang tidak bisa melihat itu.
Ya Allah, maafkan aku, aku masih mempunyai sepasang mata untuk membaca dan melihat semua kebesaranMu tetapi aku masih sering mengeluh.
Sementara aku berjalan, aku bertemu dengan kumpulan anak-anak kecil yang bermain dengan riangnya, di sudut aku melihat seorang perempuan kecil dengan rambut yang lurus dan bola mata yang indah tetapi ia hanya berdiri dan diam melihat teman-temanya bermain, aku mendekatinya, "dek, kog nggak main sama teman-temannya?"ia hanya diam membisu, lalu aku menyentuh pundaknya dan bertanya sekali lagi padanya, Gadis kecil itu memandang ke depan tanpa bersuara, lagi-lagi aku beristigfar dalam hati (Astagfirullahhalazim), Gadis kecil ini tidak bisa mendengar.
Ya Allah, maafkan aku, aku masih mempunyai sepasang telinga untuk mendengar senandung Al-Quran dan ceramah2 agama tetapi aku lebih memilih mendengarkan alunan musik di radio dan stasiun televisi favoritku.
Dengan dua kaki aku bisa berjalan kemanapun aku mau
Dengan sepasang mata aku bisa melihat matahari terbit dan matahari terbenam
Dengan dua telinga aku bisa mendengarkan azan dan lantunan ayat-ayat suci al-Quran
Ya Allah, maafkan aku yang kurang bersyukur atas nikmat yang telah Engkau berikan, maafkan aku yang selalu mengeluh, maafkan aku…
Ya Allah, maafkan aku bila aku selalu mengeluh. Aku masih mempunyai sepasang kaki untuk berjalan di duniamu yang luas ini.
Di perjalanan pulang aku singgah di sebuah warung untuk membeli batere lampu senterku yang sudah mati, Anak laki-laki penjualnya begitu mempesona. Aku berbicara padanya. Dia tampak begitu gembira, setelah membayar aku berbicara dengan anak itu, "namamu siapa" Arif om, jawabnya dengan tersenyum, kamu kelas berapa, saya tidak sekolah om, looh kenapa kamu tidak sekolah, belum sempat anak itu menjawab pertanyaanku, tiba-tiba seorang ibu muncul dari dalam rumah, rupanya ibu itu mendengar percakapan kami di luar, "Arif tidak sekolah dek, karena dia buta, sejak kecil dia tidak bisa melihat, dan dia tidak bisa sekolah karena matanya yang tidak bisa melihat itu.
Ya Allah, maafkan aku, aku masih mempunyai sepasang mata untuk membaca dan melihat semua kebesaranMu tetapi aku masih sering mengeluh.
Sementara aku berjalan, aku bertemu dengan kumpulan anak-anak kecil yang bermain dengan riangnya, di sudut aku melihat seorang perempuan kecil dengan rambut yang lurus dan bola mata yang indah tetapi ia hanya berdiri dan diam melihat teman-temanya bermain, aku mendekatinya, "dek, kog nggak main sama teman-temannya?"ia hanya diam membisu, lalu aku menyentuh pundaknya dan bertanya sekali lagi padanya, Gadis kecil itu memandang ke depan tanpa bersuara, lagi-lagi aku beristigfar dalam hati (Astagfirullahhalazim), Gadis kecil ini tidak bisa mendengar.
Ya Allah, maafkan aku, aku masih mempunyai sepasang telinga untuk mendengar senandung Al-Quran dan ceramah2 agama tetapi aku lebih memilih mendengarkan alunan musik di radio dan stasiun televisi favoritku.
Dengan dua kaki aku bisa berjalan kemanapun aku mau
Dengan sepasang mata aku bisa melihat matahari terbit dan matahari terbenam
Dengan dua telinga aku bisa mendengarkan azan dan lantunan ayat-ayat suci al-Quran
Ya Allah, maafkan aku yang kurang bersyukur atas nikmat yang telah Engkau berikan, maafkan aku yang selalu mengeluh, maafkan aku…
Cinta Di Atas Cinta
Perempuan oh perempuan ! Pengalaman bathin para pahlawan dengan mereka ternyata jauh lebih rumit dari yang kita bayangkan. Apa yang terjadi, misalnya jika kenangan cinta hadir kembali di jalan pertaubatan seorang pahlawan? Keagungan!
Itulah, misalnya, pengalaman bathin Umar bin Abdul Aziz. Sebenarnya Umar seorang ulama, bahkan seorang mujtahid. Tapi ia dibesarkan di lingkungan istana Bani Umayyah, hidup dengan gaya hidup mereka, bukan gaya hidup seorang ulama. Ia bahkan menjadi trendsetter di lingkungan keluarga kerajaan. Shalat jamaah kadang ditunda karena ia masih sedang menyisir rambutnya.
Tapi, begitu ia menjadi khalifah, tiba-tiba kesadaran spiritualnya justru tumbuh mendadak pada detik inagurasi nya. Iapun bertaubat. Sejak itu ia bertekad untuk berubah dan merubah dinasti Bani Umayyah. Aku takut pada neraka katanya menjelaskan rahasia perubahan itu kepada seorang ulama terbesar zamannya, pionir kodifikasi hadits, yang duduk di sampingnya, Al Zuhri.
Ia memulai perubahan besar itu dari dari dalam dirinya sendiri, istri, anak-anaknya, keluarga kerajaan, hingga seluruh rakyatnya. Kerja keras ini membuahkan hasil; walaupun hanya memerintah dalam 2 tahun 5 bulan, tapi ia berhasil menggelar keadilan, kemakmuran dan kejayaan serta nuansa kehidupan zaman Khulafa Rasyidin. Maka iapun digelari Khalifah Rasyidin kelima.
Tapi itu ada harganya. Fisiknya segera anjlok. Saat itulah istrinya datang membawa kejutan besar; menghadiahkan seorang gadis kepada suaminya untuk dinikahinya (lagi). Ironis, karena Umar sudah lama mencintai dan sangat menginginkan gadis itu, juga sebaliknya. Tapi istrinya, Fatimah, tidak pernah mengizinkannya; atas nama cinta dan cemburu. Sekarang justru sang istrilah YANG MEMBAWANYA SEBAGAI HADIAH. Fatimah hanya ingin memberikan dukungan moril kepada suaminya.
Itu saat terindah dalam hidup Umar, sekaligus saat paling mengharu-biru. Kenangan romantika sebelum saat perubahan bangkit kembali, dan menyalakan api cinta yang dulu pernah membakar segenap jiwanya. Tapi saat cinta ini hadir di jalan pertaubatannya, ketika cita-cita perubahannya belum selesai.
Cinta dan cita bertemu atau bertarung, di sini, di pelataran hati Sang Khalifah, Sang Pembaru. Apa yang salah kalau Umar menikahi gadis itu? Tidak ada! Tapi, Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Saya benar-benar tidak merubah diri saya kalau saya masih harus kembali ke dunia perasaan semacam ini, Kata Umar.
Cinta yang terbelah dan tersublimasi diantara kesadaran psiko-spiritual, berujung dengan keagungan; Umar memenangkan cinta yang lain, karena memang ada cinta di atas cinta! Akhirnya ia menikahkan gadis itu dengan pemuda lain.
Tidak ada cinta yang mati di sini. Karena sebelum meninggalkan rumah Umar, gadis itu bertanya dengan sendu, Umar, dulu kamu pernah sangat mencintaiku. Tapi kemanakah cinta itu sekarang? Umar bergetar haru, tapi ia kemudian menjawab, Cinta itu masih tetap ada, bahkan kini rasanya jauh lebih dalam! []
Minggu, 04 April 2010
Tetaplah Disisi-ku
Tetaplah Disisiku
Ya Allah…
Dimanakah ku harus berlabuh…
Saat semua dermaga menutup pintu,
Dan berkata “ ini bukan untukmu…”
“Segara menjauh karna disini bukan tempatmu….!!!”
Ya Allah…
Katakan padaku, dermaga untukku berlabuh…???
Agar ku segera menghela nafas kehidupan yang baru.
Sampai kapan ku harus arungi waktu,..
Ku lelah Menunggu suatu yang tak pasti walau hanya Satu,..
Ya Allah …
Beri aku penerang jalan-Mu
Agar tak tersesat saat ku melaju,..
Kuatkan awak kapalku,
Saat badai menghalangi jalanku
Ya Allah …
Tetaplah disisiku,
Jangan Engkau menjauh dariku…
Karna ku mati tanpa hadir-Mu
Ya Allah…
Dimanakah ku harus berlabuh…
Saat semua dermaga menutup pintu,
Dan berkata “ ini bukan untukmu…”
“Segara menjauh karna disini bukan tempatmu….!!!”
Ya Allah…
Katakan padaku, dermaga untukku berlabuh…???
Agar ku segera menghela nafas kehidupan yang baru.
Sampai kapan ku harus arungi waktu,..
Ku lelah Menunggu suatu yang tak pasti walau hanya Satu,..
Ya Allah …
Beri aku penerang jalan-Mu
Agar tak tersesat saat ku melaju,..
Kuatkan awak kapalku,
Saat badai menghalangi jalanku
Ya Allah …
Tetaplah disisiku,
Jangan Engkau menjauh dariku…
Karna ku mati tanpa hadir-Mu
PUISI
Doa Seorang Muslimah
Ya Rabbi,
Aku berdoa untuk seorang pria, yang akan menjadi bagian dari hidupku.
Seorang pria yang sungguh mencintaiMU lebih dari segala sesuatu.
Seorang pria yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau.
Seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untukMU.
Seorang pria yang mempunyai sebuah hati yang sungguh mencintai dan haus akan Engkau dan memiliki keinginan untuk menauladani sifat-sifat Agung-Mu.
Seorang pria yang mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup, sehingga hidupnya tidaklah sia-sia.
Seorang pria yang memiliki hati yang bijak bukan hanya sekedar otak yang cerdas.
Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku tetapi juga menghormati aku.
Seorang pria yang tidak hanya memujaku tetapi dapat juga menasehati ketika aku berbuat salah.
Seorang pria yang mencintaiku bukan karena kecantikanku tetapi karena hatiku.
Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam tiap waktu dan situasi.
Seorang pria yang dapat membuatku merasa sebagai seorang wanita ketika berada disebelahnya.
Seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya.
Seorang pria yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya.
Seorang pria yang membutuhkan senyumanku untuk mengatasi kesedihannya.
Seorang pria yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna.
***
Dan aku juga meminta:
Buatlah aku menjadi seorang perempuan yang dapat membuat pria itu bangga.
Berikan aku sebuah hati yang sungguh mencintaiMU, sehingga aku dapat mencintainya dengan cintaMU, bukan mencintainya dengan sekedar cintaku.
Berikanlah SifatMU yang lembut sehingga kecantikanku datang dariMU bukan dari luar diriku.
Berilah aku tanganMU sehingga aku selalu mampu berdoa untuknya.
Berikanlah aku penglihatanMU sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dalam dirinya dan bukan hal buruk.
Berikan aku mulutMU yang penuh dengan kata-kata kebijaksanaanMU dan pemberi semangat, sehingga aku dapat mendukungnya setiap hari, dan aku dapat tersenyum padanya setiap pagi.
Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu,
aku berharap kami berdua dapat mengatakaan
"Betapa besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku seseorang yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna".
Aku mengetahui bahwa Engkau menginginkan kami bertemu pada waktu yang tepat
dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang Kautentukan.
Umar Ibn Khattab
Dates:
Born: c. 586 in Mecca, Arabia
Died: November 3, 644 (23 AH) in Medina, Arabia (assassinated)
Conversion to Islam: 618
Caliph: 634 - 644
Definition:
Umar was the second successor, or caliph, to Muhammad, but he was also Muhammad's father-in-law. Umar is sometimes referred to as the "St. Paul" of Islam, first because of his success in spreading Islam and second because he was originally opposed to Islam, but had a conversion experience which caused him to reverse course and support Muhammad.
Umar was a member of the Umayyah clan of the Meccan Quraysh tribe - thus then name of the empire he founded, the Umayyad Empire. He had opposed Islam and Muhammad and, when he heard that his sister and her husband had converted, he went to admonish them. According to tradition, though, he allowed them to recite verses from the Quran for him and converted on the spot.
After the death of Muhammad, Umar made sure that the leadership of the community went to Abu Bakr, an effort which helped ensure that the group was not split according to differing loyalties between those who were from Mecca and those from Medina. Abu Bakr in turn designated Umar as his successor when he was on his deathbed. Umar was the one who determined that the year of the Hijra would be the first year of a new Islamic calendar and he organized the expanding territories conquered by Muslim forces.
Indeed, it was under Umar's leadership that Islam made its largest and fastest expansion. During his reign Muslim forces conquered Syria, Jerusalem, Egypt, Libya, Iraq, and the armies of Persia. One ingenious means for ensuring the continued expansion of Islam was Umar's decision to forbid Arabs from owning any land. Thus excluded from this way of developing wealth, they were motivated to continue fighting and conquering.
When Muslims look back upon a Golden Age of Islam, this is usually the era they have in mind - this is when Islam was making its biggest gains, when it was most feared and when Muslims were first at the top of the pecking order in their region of the world. It is also when Islam was, in some ways, it's most "pure," not yet affected seriously affected by the corruption of power and privilege.
Born: c. 586 in Mecca, Arabia
Died: November 3, 644 (23 AH) in Medina, Arabia (assassinated)
Conversion to Islam: 618
Caliph: 634 - 644
Definition:
Umar was the second successor, or caliph, to Muhammad, but he was also Muhammad's father-in-law. Umar is sometimes referred to as the "St. Paul" of Islam, first because of his success in spreading Islam and second because he was originally opposed to Islam, but had a conversion experience which caused him to reverse course and support Muhammad.
Umar was a member of the Umayyah clan of the Meccan Quraysh tribe - thus then name of the empire he founded, the Umayyad Empire. He had opposed Islam and Muhammad and, when he heard that his sister and her husband had converted, he went to admonish them. According to tradition, though, he allowed them to recite verses from the Quran for him and converted on the spot.
After the death of Muhammad, Umar made sure that the leadership of the community went to Abu Bakr, an effort which helped ensure that the group was not split according to differing loyalties between those who were from Mecca and those from Medina. Abu Bakr in turn designated Umar as his successor when he was on his deathbed. Umar was the one who determined that the year of the Hijra would be the first year of a new Islamic calendar and he organized the expanding territories conquered by Muslim forces.
Indeed, it was under Umar's leadership that Islam made its largest and fastest expansion. During his reign Muslim forces conquered Syria, Jerusalem, Egypt, Libya, Iraq, and the armies of Persia. One ingenious means for ensuring the continued expansion of Islam was Umar's decision to forbid Arabs from owning any land. Thus excluded from this way of developing wealth, they were motivated to continue fighting and conquering.
When Muslims look back upon a Golden Age of Islam, this is usually the era they have in mind - this is when Islam was making its biggest gains, when it was most feared and when Muslims were first at the top of the pecking order in their region of the world. It is also when Islam was, in some ways, it's most "pure," not yet affected seriously affected by the corruption of power and privilege.
Sabtu, 03 April 2010
Pendidikan Bag.1
Pendahuluan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Filosofi pendidikan
Pendidikan biasanya berawal pada saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia akan bisa (mengajar) bayi mereka sebelum kelahiran. Bagi sebagian orang pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya." Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam -- sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka -- walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.
Pendidikan di Indonesia
Wikisource
Wikisource memiliki naskah sumber yang berkaitan dengan UU No. 20 Tahun 2003
Jenjang pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.
Pendidikan anak usia dini
Mengacu Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 Butir 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
Pendidikan menengah
Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.
Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Jalur pendidikan
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Pendidikan formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.
Pendidikan nonformal
Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang banyak terdapat di setiap mesjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di semua gereja. Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya. Program - program PNF yaitu Keaksaraan fungsional (KF); Pendidikan Kesetaraan A, B, C; Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); Magang; dan sebagainya Lembaga PNF yaitu PKBM, SKB, BPPNFI, dan lain sebagainya.
Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab.
Jenis pendidikan
Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan.
Pendidikan umum
Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA).
Pendidikan kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya adalah sekolah menengah kejuruan (SMK).
Pendidikan akademik
Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.
Pendidikan profesi
Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau menjadi seorang profesional.
Pendidikan vokasi
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal dalam jenjang diploma 4 setara dengan program sarjana (strata 1).
Pendidikan keagamaan
Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan dan pengalaman terhadap ajaran agama dan /atau menjadi ahli ilmu agama.
Pendidikan khusus
Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah (dalam bentuk sekolah luar biasa/SLB).
Tingkatan pendidikan di Indonesia
Kelas Usia
Taman kanak-kanak
Kelompok bermain 4
Kelompok A 5
Kelompok B 6
Sekolah dasar
Kelas 1 7
Kelas 2 8
Kelas 3 9
Kelas 4 10
Kelas 5 11
Kelas 6 12
Sekolah menengah pertama
Kelas 7 13
Kelas 8 14
Kelas 9 15
Sekolah menengah atas/kejuruan
Kelas 10 16
Kelas 11 17
Kelas 12 18
Akademi/Institut/Politeknik/Sekolah Tinggi/Universitas
Sarjana berbagai usia (selama kurang lebih 4 tahun)
Magister berbagai usia (selama kurang lebih 2 tahun)
Doktor berbagai usia (selama kurang lebih 2 tahun)
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Filosofi pendidikan
Pendidikan biasanya berawal pada saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia akan bisa (mengajar) bayi mereka sebelum kelahiran. Bagi sebagian orang pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya." Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam -- sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka -- walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.
Pendidikan di Indonesia
Wikisource
Wikisource memiliki naskah sumber yang berkaitan dengan UU No. 20 Tahun 2003
Jenjang pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.
Pendidikan anak usia dini
Mengacu Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 Butir 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
Pendidikan menengah
Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.
Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Jalur pendidikan
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Pendidikan formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.
Pendidikan nonformal
Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang banyak terdapat di setiap mesjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di semua gereja. Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya. Program - program PNF yaitu Keaksaraan fungsional (KF); Pendidikan Kesetaraan A, B, C; Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); Magang; dan sebagainya Lembaga PNF yaitu PKBM, SKB, BPPNFI, dan lain sebagainya.
Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab.
Jenis pendidikan
Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan.
Pendidikan umum
Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA).
Pendidikan kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya adalah sekolah menengah kejuruan (SMK).
Pendidikan akademik
Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.
Pendidikan profesi
Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau menjadi seorang profesional.
Pendidikan vokasi
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal dalam jenjang diploma 4 setara dengan program sarjana (strata 1).
Pendidikan keagamaan
Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan dan pengalaman terhadap ajaran agama dan /atau menjadi ahli ilmu agama.
Pendidikan khusus
Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah (dalam bentuk sekolah luar biasa/SLB).
Tingkatan pendidikan di Indonesia
Kelas Usia
Taman kanak-kanak
Kelompok bermain 4
Kelompok A 5
Kelompok B 6
Sekolah dasar
Kelas 1 7
Kelas 2 8
Kelas 3 9
Kelas 4 10
Kelas 5 11
Kelas 6 12
Sekolah menengah pertama
Kelas 7 13
Kelas 8 14
Kelas 9 15
Sekolah menengah atas/kejuruan
Kelas 10 16
Kelas 11 17
Kelas 12 18
Akademi/Institut/Politeknik/Sekolah Tinggi/Universitas
Sarjana berbagai usia (selama kurang lebih 4 tahun)
Magister berbagai usia (selama kurang lebih 2 tahun)
Doktor berbagai usia (selama kurang lebih 2 tahun)
Renungan dan Nasehat Imam Al Ghozali
Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Bissmillahirrohmaan irrohiim
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran". QS. Al-Ashr (103) : 3.
1. Apa yang paling DEKAT dengan diri kita di dunia ?
2. Apa yang paling JAUH dari kita di dunia ?
3. Apa yang paling BESAR di dunia ?
4. Apa yang paling BERAT di dunia ?
5. Apa yang paling RINGAN di dunia ?
6. Apa yang paling TAJAM di dunia ?
Jawabannya:
------------ --------- --------- --------- --------- --------- -
Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al
Ghozali bertanya....
Pertama,
"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?".
Murid-muridnya menjawab : "orang tua, guru, kawan, dan sahabatnya".
Imam Ghozali menjelaskan semua jawapan itu BENAR.
Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah MATI.
Sebab itu sememangnya janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati (Q.S. Ali Imran [3] : 185 "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan" .)
Kedua,
"Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?".
Murid -muridnya menjawab : "negara Cina, bulan, matahari dan bintang-bintang" .
Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahawa semua jawaban yang mereka berikan itu adalah BENAR.
Tapi yang paling benar adalah MASA LALU.
Walau dengan apa cara sekalipun kita tidak dapat kembali ke masa lalu.
Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.
Ketiga,
"Apa yang paling besar di dunia ini?".
Murid-muridnya menjawab : "gunung, bumi dan matahari".
Semua jawaban itu BENAR kata Imam Ghozali.
Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah NAFSU (Q.S. Al-A'Raf [7] : 179 "Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai".).
Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.
Keempat,
"Apa yang paling berat di dunia ini?".
Ada yang menjawab : "besi dan gajah".
Semua jawaban adalah BENAR, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Q.S. Al-Ahzab [9] : 72 "Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh",).
Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini.
Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak dapat memegang
amanahnya.
Kelima,
"Apa yang paling ringan di dunia ini?"
Ada yang menjawab : "kapas, angin, debu dan daun-daunan" .
Semua itu BENAR kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah MENINGGALKAN SHOLAT. (QS.An-Nisa [4] : 103. "Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman".
Gara-gara pekerjaan, kita meninggalkan sholat; gara-gara bermusyawarat, kita meninggalkan sholat.
Dan pertanyaan keenam adalah,
"Apakah yang paling tajam di dunia ini?"
Murid-muridnya menjawab dengan serentak : "pedang".
BENAR, kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah LIDAH MANUSIA. QS. Al-Ahzab [33] : 19. "Mereka bakhil terhadapmu apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang pingsan karena akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan. Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah".
Karena melalui lidah, ,manusia selalu menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.
Semoga bermanfaat
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Bissmillahirrohmaan irrohiim
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran". QS. Al-Ashr (103) : 3.
1. Apa yang paling DEKAT dengan diri kita di dunia ?
2. Apa yang paling JAUH dari kita di dunia ?
3. Apa yang paling BESAR di dunia ?
4. Apa yang paling BERAT di dunia ?
5. Apa yang paling RINGAN di dunia ?
6. Apa yang paling TAJAM di dunia ?
Jawabannya:
------------ --------- --------- --------- --------- --------- -
Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al
Ghozali bertanya....
Pertama,
"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?".
Murid-muridnya menjawab : "orang tua, guru, kawan, dan sahabatnya".
Imam Ghozali menjelaskan semua jawapan itu BENAR.
Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah MATI.
Sebab itu sememangnya janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati (Q.S. Ali Imran [3] : 185 "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan" .)
Kedua,
"Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?".
Murid -muridnya menjawab : "negara Cina, bulan, matahari dan bintang-bintang" .
Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahawa semua jawaban yang mereka berikan itu adalah BENAR.
Tapi yang paling benar adalah MASA LALU.
Walau dengan apa cara sekalipun kita tidak dapat kembali ke masa lalu.
Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.
Ketiga,
"Apa yang paling besar di dunia ini?".
Murid-muridnya menjawab : "gunung, bumi dan matahari".
Semua jawaban itu BENAR kata Imam Ghozali.
Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah NAFSU (Q.S. Al-A'Raf [7] : 179 "Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai".).
Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.
Keempat,
"Apa yang paling berat di dunia ini?".
Ada yang menjawab : "besi dan gajah".
Semua jawaban adalah BENAR, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Q.S. Al-Ahzab [9] : 72 "Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh",).
Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini.
Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak dapat memegang
amanahnya.
Kelima,
"Apa yang paling ringan di dunia ini?"
Ada yang menjawab : "kapas, angin, debu dan daun-daunan" .
Semua itu BENAR kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah MENINGGALKAN SHOLAT. (QS.An-Nisa [4] : 103. "Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman".
Gara-gara pekerjaan, kita meninggalkan sholat; gara-gara bermusyawarat, kita meninggalkan sholat.
Dan pertanyaan keenam adalah,
"Apakah yang paling tajam di dunia ini?"
Murid-muridnya menjawab dengan serentak : "pedang".
BENAR, kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah LIDAH MANUSIA. QS. Al-Ahzab [33] : 19. "Mereka bakhil terhadapmu apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang pingsan karena akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan. Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah".
Karena melalui lidah, ,manusia selalu menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.
Semoga bermanfaat
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Jumat, 02 April 2010
Pesan IBU...
Suatu hari, tampak seorang pemuda tergesa-gesa memasuki sebuah restoran karena kelaparan sejak pagi belum sarapan. Setelah memesan makanan, seorang anak penjaja kue menghampirinya, “Om, beli kue Om, masih hangat dan enak rasanya!”
“Tidak Dik, saya mau makan nasi saja,” kata si pemuda menolak.
Sambil tersenyum si anak pun berlalu dan menunggu di luar restoran.
Melihat si pemuda telah selesai menyantap makanannya, si anak menghampiri lagi dan menyodorkan kuenya. Si pemuda sambil beranjak ke kasir hendak membayar makanan berkata, “Tidak Dik, saya sudah kenyang.”
Sambil berkukuh mengikuti si pemuda, si anak berkata, “Kuenya bisa dibuat oleh-oleh pulang, Om.”
Dompet yang belum sempat dimasukkan ke kantong pun dibukanya kembali. Dikeluarkannya dua lembar ribuan dan ia mengangsurkan ke anak penjual kue. “Saya tidak mau kuenya. Uang ini anggap saja sedekah dari saya.”
Dengan senang hati diterimanya uang itu. Lalu, dia bergegas ke luar restoran, dan memberikan uang pemberian tadi kepada pengemis yang berada di depan restoran.
Si pemuda memperhatikan dengan seksama. Dia merasa heran dan sedikit tersinggung. Ia langsung menegur, “Hai adik kecil, kenapa uangnya kamu berikan kepada orang lain? Kamu berjualan kan untuk mendapatkan uang. Kenapa setelah uang ada di tanganmu, malah kamu berikan ke si pengemis itu?”
“Om, saya mohon maaf. Jangan marah ya. Ibu saya mengajarkan kepada saya untuk mendapatkan uang dari usaha berjualan atas jerih payah sendiri, bukan dari mengemis. Kue-kue ini dibuat oleh ibu saya sendiri dan ibu pasti kecewa, marah, dan sedih, jika saya menerima uang dari Om bukan hasil dari menjual kue. Tadi Om bilang, uang sedekah, maka uangnya saya berikan kepada pengemis itu.”
Si pemuda merasa takjub dan menganggukkan kepala tanda mengerti. “Baiklah, berapa banyak kue yang kamu bawa? Saya borong semua untuk oleh-oleh.” Si anak pun segera menghitung dengan gembira.
Sambil menyerahkan uang si pemuda berkata, “Terima kasih Dik, atas pelajaran hari ini. Sampaikan salam saya kepada ibumu.”
Walaupun tidak mengerti tentang pelajaran apa yang dikatakan si pemuda, dengan gembira diterimanya uang itu sambil berucap, “Terima kasih, Om. Ibu saya pasti akan gembira sekali, hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi kehidupan kami.”
Teman-teman yang luar biasa,
Ini sebuah ilustrasi tentang sikap perjuangan hidup yang POSITIF dan TERHORMAT. Walaupun mereka miskin harta, tetapi mereka kaya mental! Menyikapi kemiskinan bukan dengan mengemis dan minta belas kasihan dari orang lain. Tapi dengan bekerja keras, jujur, dan membanting tulang.
Jika setiap manusia mau melatih dan mengembangkan kekayaan mental di dalam menjalani kehidupan ini, lambat atau cepat kekayaan mental yang telah kita miliki itu akan mengkristal menjadi karakter, dan karakter itulah yang akan menjadi embrio dari kesuksesan sejati yang mampu kita ukir dengan gemilang.
Salam sukses luar biasa!
Andrie Wongso
“Tidak Dik, saya mau makan nasi saja,” kata si pemuda menolak.
Sambil tersenyum si anak pun berlalu dan menunggu di luar restoran.
Melihat si pemuda telah selesai menyantap makanannya, si anak menghampiri lagi dan menyodorkan kuenya. Si pemuda sambil beranjak ke kasir hendak membayar makanan berkata, “Tidak Dik, saya sudah kenyang.”
Sambil berkukuh mengikuti si pemuda, si anak berkata, “Kuenya bisa dibuat oleh-oleh pulang, Om.”
Dompet yang belum sempat dimasukkan ke kantong pun dibukanya kembali. Dikeluarkannya dua lembar ribuan dan ia mengangsurkan ke anak penjual kue. “Saya tidak mau kuenya. Uang ini anggap saja sedekah dari saya.”
Dengan senang hati diterimanya uang itu. Lalu, dia bergegas ke luar restoran, dan memberikan uang pemberian tadi kepada pengemis yang berada di depan restoran.
Si pemuda memperhatikan dengan seksama. Dia merasa heran dan sedikit tersinggung. Ia langsung menegur, “Hai adik kecil, kenapa uangnya kamu berikan kepada orang lain? Kamu berjualan kan untuk mendapatkan uang. Kenapa setelah uang ada di tanganmu, malah kamu berikan ke si pengemis itu?”
“Om, saya mohon maaf. Jangan marah ya. Ibu saya mengajarkan kepada saya untuk mendapatkan uang dari usaha berjualan atas jerih payah sendiri, bukan dari mengemis. Kue-kue ini dibuat oleh ibu saya sendiri dan ibu pasti kecewa, marah, dan sedih, jika saya menerima uang dari Om bukan hasil dari menjual kue. Tadi Om bilang, uang sedekah, maka uangnya saya berikan kepada pengemis itu.”
Si pemuda merasa takjub dan menganggukkan kepala tanda mengerti. “Baiklah, berapa banyak kue yang kamu bawa? Saya borong semua untuk oleh-oleh.” Si anak pun segera menghitung dengan gembira.
Sambil menyerahkan uang si pemuda berkata, “Terima kasih Dik, atas pelajaran hari ini. Sampaikan salam saya kepada ibumu.”
Walaupun tidak mengerti tentang pelajaran apa yang dikatakan si pemuda, dengan gembira diterimanya uang itu sambil berucap, “Terima kasih, Om. Ibu saya pasti akan gembira sekali, hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi kehidupan kami.”
Teman-teman yang luar biasa,
Ini sebuah ilustrasi tentang sikap perjuangan hidup yang POSITIF dan TERHORMAT. Walaupun mereka miskin harta, tetapi mereka kaya mental! Menyikapi kemiskinan bukan dengan mengemis dan minta belas kasihan dari orang lain. Tapi dengan bekerja keras, jujur, dan membanting tulang.
Jika setiap manusia mau melatih dan mengembangkan kekayaan mental di dalam menjalani kehidupan ini, lambat atau cepat kekayaan mental yang telah kita miliki itu akan mengkristal menjadi karakter, dan karakter itulah yang akan menjadi embrio dari kesuksesan sejati yang mampu kita ukir dengan gemilang.
Salam sukses luar biasa!
Andrie Wongso
Kamis, 01 April 2010
HIKAYAT-HIKAYAT MISTIS Syaikh Al-Isyraq, Syihabuddin Yahya As-Suhrawardi PENERBIT MIZAN KHAZANAH ILMU-ILMU ISLAM
Bahasa Semut Bab 8: Burung Merak Raja di Bawah Keranjang
(12) Seorang raja mempunyai sebuah taman, yang sepanjang empat musim selalu ditumbuhi tanam-tanaman yang wangi, hijau subur dan menyenangkan. Air mengalir berlimpah-limpah melaluinya, dan segala macam burung bernyanyi dari dahan-dahan pohon. Setiap hal yang baik dan indah yang dapat kita bayangkan terdapat di dalam taman itu. Dan di antara semuanya itu ada sekelompok burung merak yang cantik.
Sekali waktu sang raja mengambil salah seekor burung merak, dan memerintahkannya agar ia dimasukkan ke dalam kantung kulit supaya bulu-bulunya tidak dapat dilihat, sehingga ia tidak dapat mengagumi keindahannya sendiri dengan cara apa pun. Dia juga memerintahkan agar burung merak itu ditempatkan di bawah sebuah keranjang yang hanya mempunyai satu lubang, melalui lubang itu sedikit biji-bijian dapat dituangkan ke dalamnya untuk makanannya.
Lama waktu berlalu. Burung merak itu lupa pada dirinya sendiri, sang raja, taman, dan burung-burung merak lainnya. Ia melihat pada dirinya sendiri. Burung tersebut tidak melihat apa-apa kecuali kantung kulit yang kotor itu. Ia mulai menyukai tempat tinggalnya yang gelap dan jelek; ia percaya di dalam hatinya bahwa tidak mungkin ada tempat yang lebih besar dari ruangan di dalam keranjang itu, sedemikian rupa sehingga ia menganggapnya sebagai keyakinan bahwa jika ada orang menyatakan tentang suatu kehidupan, tempat tinggal atau kesempurnaan di luar yang ia ketahui, maka ia menganggapnya sebagai kekafiran mutlak, omong kosong besar dan kebodohan yang murni.
Sekalipun demikian, setiap kali angin segar berhembus, dan harumnya bunga-bunga dan pepohonan, violet (= sejenis tumbuhan yang bunganya berbau harum), melati dan tumbuhan rempah-rempah sampai ke hidung burung itu, ia merasakan kesenangan yang mengejutkan melalui lubang itu. Timbul kekhawatiran di dalam hatinya. Ia merasakan adanya hasrat untuk pergi dan kerinduan batin, tetapi ia tidak tahu dari mana kerinduan itu berasal, sebab, kecuali kantung kulit itu, ia tidak mengetahui apa-apa; selain keranjang itu, tidak ada dunia lain; selain biji-bijian itu, tidak ada makanan lain. Ia telah melupakan semuanya. Ketika sekali-sekali ia mendengar suara burung-burung merak bernyanyi, dan burung-burung lain berlagu, kerinduan dan hasratnya timbul; tetapi ia tidak terbangunkan oleh suara-suara burung-burung itu atau hembusan angin. Pernah ia bergairah memikirkan sarangnya.
Angin sepoi-sepoi bertiup menyentuhku dan hampir mengucapkan kata-kata, 'aku adalah kurir untukmu dari kekasihmu.'
(13 )Lama sekali ia memikirkan apa sesungguhnya angin yang harum itu, dan darimanakah bunyi-bunyian yang indah itu datang.
Wahai kilat yang menyambar, dari perlindungan siapa engkau muncul?
Tetapi ia tidak sadar-sadar juga, meskipun sepanjang masa itu kesenangan tetap tinggal di hatinya.
Ah, kalau saja Laila sekali saja mengirimkan salam karunianya, meskipun diantara kami terbentang debu dan bebatuan besar. Salam kegembiraanku akan merupakan jawabnya, atau akan menjeritlah kepadanya si burung hantu, burung sakit yang memekik di tengah keremangan kuburan.
Burung merak itu bodoh, karena ia telah lupa kepada dirinya dan juga tanah airnya
. . . . janganlah hendaknya kamu bertingkah seperti orang yang melupakan Allah, yang mengakibatkan Allah membuat mereka lupa diri pula. (QS 59:19)
Setiap kali hembusan angin atau suara-suara datang dari taman, timbul hasrat dalam diri si burung merak tanpa mengetahui mengapa demikian.
Kedua baris ini adalah karya seorang penyair:
Kilat Ma'arra bergerak di tengah malam, ia melewati malam di Rama yang melukiskan kebosanannya.
Ia benar-benar menyedihkan para penunggang, kuda-kudanya, unta-unta, dan terus bertambah menyedihkan, hingga ia hampir menyedihkan pelana-pelana (catatan: baris-baris ini berasal dari Al-Ma'arri, Siqth al-Zand. hal. 51).
(14) Ia tetap kebingungan selama beberapa waktu, sampai suatu hari sang raja memerintahkan agar burung itu dilepaskan dari keranjang dan kantung kulitnya untuk dibawa menghadapnya.
Peristiwa kebangkitan itu terjadi hanya dengan satu kali tiupan sangkakala saja. (QS 37:19)
Apakah dia tidak mengetahui, apabila nanti sudah dibangkitkan segala isi kubur? Dan telah terungkap segala isi kalbu? Sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu maha mengetahui keadaannya. (QS 100:9-11)
Ketika burung keluar dari penutupnya, burung merak itu melihat dirinya berada di tengah-tengah taman. Ketika memandang bulu-bulunya sendiri, dan melihat taman beserta aneka ragam bunganya, atmosfir dunia, kesempatan untuk berjalan kesana-kemari dan terbang tinggi, serta semua suara, irama, bentuk dan berbagai benda yang ada, ia berdiri mendesah seakan-akan tak sadarkan diri.
Wahai, sungguh aku menyesali kelalaianku dalam memenuhi kewajiban kepada Allah. (QS 39.56)
Lalu Kami singkapkan tabir yang menutupi matamu, maka pandanganmu menjadi lepas jelas. (QS 50:22)
Mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal ketika itu kamu melihat orang yang sedang melepaskan nyawanya itu, sedangkan Kami lebih dekat lagi kepadanya daripada kamu, namun kamu tidak melihat? (QS 56:83-85)
Jangan berbuat begitu, kelak kamu akan tahu akibatnya. Sekali lagi, jangan berbuat begitu, kelak kamu akan tahu juga akibatnya. (QS 102:3-4)
(12) Seorang raja mempunyai sebuah taman, yang sepanjang empat musim selalu ditumbuhi tanam-tanaman yang wangi, hijau subur dan menyenangkan. Air mengalir berlimpah-limpah melaluinya, dan segala macam burung bernyanyi dari dahan-dahan pohon. Setiap hal yang baik dan indah yang dapat kita bayangkan terdapat di dalam taman itu. Dan di antara semuanya itu ada sekelompok burung merak yang cantik.
Sekali waktu sang raja mengambil salah seekor burung merak, dan memerintahkannya agar ia dimasukkan ke dalam kantung kulit supaya bulu-bulunya tidak dapat dilihat, sehingga ia tidak dapat mengagumi keindahannya sendiri dengan cara apa pun. Dia juga memerintahkan agar burung merak itu ditempatkan di bawah sebuah keranjang yang hanya mempunyai satu lubang, melalui lubang itu sedikit biji-bijian dapat dituangkan ke dalamnya untuk makanannya.
Lama waktu berlalu. Burung merak itu lupa pada dirinya sendiri, sang raja, taman, dan burung-burung merak lainnya. Ia melihat pada dirinya sendiri. Burung tersebut tidak melihat apa-apa kecuali kantung kulit yang kotor itu. Ia mulai menyukai tempat tinggalnya yang gelap dan jelek; ia percaya di dalam hatinya bahwa tidak mungkin ada tempat yang lebih besar dari ruangan di dalam keranjang itu, sedemikian rupa sehingga ia menganggapnya sebagai keyakinan bahwa jika ada orang menyatakan tentang suatu kehidupan, tempat tinggal atau kesempurnaan di luar yang ia ketahui, maka ia menganggapnya sebagai kekafiran mutlak, omong kosong besar dan kebodohan yang murni.
Sekalipun demikian, setiap kali angin segar berhembus, dan harumnya bunga-bunga dan pepohonan, violet (= sejenis tumbuhan yang bunganya berbau harum), melati dan tumbuhan rempah-rempah sampai ke hidung burung itu, ia merasakan kesenangan yang mengejutkan melalui lubang itu. Timbul kekhawatiran di dalam hatinya. Ia merasakan adanya hasrat untuk pergi dan kerinduan batin, tetapi ia tidak tahu dari mana kerinduan itu berasal, sebab, kecuali kantung kulit itu, ia tidak mengetahui apa-apa; selain keranjang itu, tidak ada dunia lain; selain biji-bijian itu, tidak ada makanan lain. Ia telah melupakan semuanya. Ketika sekali-sekali ia mendengar suara burung-burung merak bernyanyi, dan burung-burung lain berlagu, kerinduan dan hasratnya timbul; tetapi ia tidak terbangunkan oleh suara-suara burung-burung itu atau hembusan angin. Pernah ia bergairah memikirkan sarangnya.
Angin sepoi-sepoi bertiup menyentuhku dan hampir mengucapkan kata-kata, 'aku adalah kurir untukmu dari kekasihmu.'
(13 )Lama sekali ia memikirkan apa sesungguhnya angin yang harum itu, dan darimanakah bunyi-bunyian yang indah itu datang.
Wahai kilat yang menyambar, dari perlindungan siapa engkau muncul?
Tetapi ia tidak sadar-sadar juga, meskipun sepanjang masa itu kesenangan tetap tinggal di hatinya.
Ah, kalau saja Laila sekali saja mengirimkan salam karunianya, meskipun diantara kami terbentang debu dan bebatuan besar. Salam kegembiraanku akan merupakan jawabnya, atau akan menjeritlah kepadanya si burung hantu, burung sakit yang memekik di tengah keremangan kuburan.
Burung merak itu bodoh, karena ia telah lupa kepada dirinya dan juga tanah airnya
. . . . janganlah hendaknya kamu bertingkah seperti orang yang melupakan Allah, yang mengakibatkan Allah membuat mereka lupa diri pula. (QS 59:19)
Setiap kali hembusan angin atau suara-suara datang dari taman, timbul hasrat dalam diri si burung merak tanpa mengetahui mengapa demikian.
Kedua baris ini adalah karya seorang penyair:
Kilat Ma'arra bergerak di tengah malam, ia melewati malam di Rama yang melukiskan kebosanannya.
Ia benar-benar menyedihkan para penunggang, kuda-kudanya, unta-unta, dan terus bertambah menyedihkan, hingga ia hampir menyedihkan pelana-pelana (catatan: baris-baris ini berasal dari Al-Ma'arri, Siqth al-Zand. hal. 51).
(14) Ia tetap kebingungan selama beberapa waktu, sampai suatu hari sang raja memerintahkan agar burung itu dilepaskan dari keranjang dan kantung kulitnya untuk dibawa menghadapnya.
Peristiwa kebangkitan itu terjadi hanya dengan satu kali tiupan sangkakala saja. (QS 37:19)
Apakah dia tidak mengetahui, apabila nanti sudah dibangkitkan segala isi kubur? Dan telah terungkap segala isi kalbu? Sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu maha mengetahui keadaannya. (QS 100:9-11)
Ketika burung keluar dari penutupnya, burung merak itu melihat dirinya berada di tengah-tengah taman. Ketika memandang bulu-bulunya sendiri, dan melihat taman beserta aneka ragam bunganya, atmosfir dunia, kesempatan untuk berjalan kesana-kemari dan terbang tinggi, serta semua suara, irama, bentuk dan berbagai benda yang ada, ia berdiri mendesah seakan-akan tak sadarkan diri.
Wahai, sungguh aku menyesali kelalaianku dalam memenuhi kewajiban kepada Allah. (QS 39.56)
Lalu Kami singkapkan tabir yang menutupi matamu, maka pandanganmu menjadi lepas jelas. (QS 50:22)
Mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal ketika itu kamu melihat orang yang sedang melepaskan nyawanya itu, sedangkan Kami lebih dekat lagi kepadanya daripada kamu, namun kamu tidak melihat? (QS 56:83-85)
Jangan berbuat begitu, kelak kamu akan tahu akibatnya. Sekali lagi, jangan berbuat begitu, kelak kamu akan tahu juga akibatnya. (QS 102:3-4)
Isi HATI ku
Ya Allah…Engkau Maha Tahu!
Cinta... Siapa yang tak mengenal kata ini? Sebagai manusia normal kita pernah merasakan benih cinta (kepada lawan jenis). Hanya kadarnya yang berbeda. Ada yang terus memupuk rasa itu, ada juga yang sudah paham tentang makna cinta hingga ia berusaha untuk tetap mengendalikan rasa yang berkuasa, meski nafsu merongrong (Jatuh cinta sebelum menikah).
Aku merasakan cinta. Tatkala engkau memberi diriku perasaan yang sensitive terhadap makhluk ciptaan-Mu yang sempurna. Betapa ingin aku selalu berada didekat-Nya...
Ya Rabbi.. perkuatlah cintaku kepada-Mu dengan tumbuh suburnya perasaan cinta dalam diriku melalui makhluk-Mu yang bernama bidadari dunia.
Aku merasakan cinta pada saat perasaan ini membutuhkannya hadir dalam diriku. Betapa ingin selalu diperhatikannya, betapa GeEr ketika pandangannya terarah pada sosokku. Betapa ingin dia membalas cintaku yang menggunung.
Dan kini... Aku belajar dari rasa itu. Rasa yang dulu pernah singgah. Rasa selalu ingin bertemu dengan orang yang kucinta.
Aku merasakan cinta. Karena hatiku terus terbayangi oleh bayang-bayang dirinya. Ya Allah perkenankanlah melalui dirinya hamba dapat semakin dekat dan mencintai-Mu…
Ya Allah…Maafkanlah diriku..
Aku mencintai-Mu, tapi seringkali menunda pertemuan dengan-Mu.
Aku mencintai-Mu, tapi seringkali ingkar terhadap janji yang telah terikrar dalam mulutku.
Aku mencintai-Mu, tapi seringkali berbuat sesuatu yang tak disukai oleh-Mu.
Aku mencintai-Mu, tapi seringkali tak melakukan sesuatu yang dapat mendekatkanku pada-Mu.
Aku mencintai-Mu, tapi cinta itu belum juga mejadi cahaya mataku.
Rabb, aku mencintai-Mu... Jadikanlah aku seperti orang-orang yang menempatkan cintanya pada-Mu ditempat tertinggi, diruang yang tak terjamah ego.
Rabb, cintailah aku... Seperti Engkau mencintai orang-orang yang Engkau Cintai dan Ridhai.
Aku merindukan-Mu, dan aku ingin selalu bersua dalam tiap hening malamku. Jangan biarkan aku terpenjara dalam dinginnya malam. Jangan biarkan aku terbui dalam hangatnya selimut. Jangan biarkan aku terlena oleh tumpukan aktivitas yang tak menentu.
Aku mencintai-Mu. Biarkan aku selalu menemui-Mu dalam tiap desah nafasku. Aku tak kuasa mendekap rindu ini...
Wahai kekasihku dengar dan berikanlah semuanya untuk-ku…amin.
Sutarjo
Cinta... Siapa yang tak mengenal kata ini? Sebagai manusia normal kita pernah merasakan benih cinta (kepada lawan jenis). Hanya kadarnya yang berbeda. Ada yang terus memupuk rasa itu, ada juga yang sudah paham tentang makna cinta hingga ia berusaha untuk tetap mengendalikan rasa yang berkuasa, meski nafsu merongrong (Jatuh cinta sebelum menikah).
Aku merasakan cinta. Tatkala engkau memberi diriku perasaan yang sensitive terhadap makhluk ciptaan-Mu yang sempurna. Betapa ingin aku selalu berada didekat-Nya...
Ya Rabbi.. perkuatlah cintaku kepada-Mu dengan tumbuh suburnya perasaan cinta dalam diriku melalui makhluk-Mu yang bernama bidadari dunia.
Aku merasakan cinta pada saat perasaan ini membutuhkannya hadir dalam diriku. Betapa ingin selalu diperhatikannya, betapa GeEr ketika pandangannya terarah pada sosokku. Betapa ingin dia membalas cintaku yang menggunung.
Dan kini... Aku belajar dari rasa itu. Rasa yang dulu pernah singgah. Rasa selalu ingin bertemu dengan orang yang kucinta.
Aku merasakan cinta. Karena hatiku terus terbayangi oleh bayang-bayang dirinya. Ya Allah perkenankanlah melalui dirinya hamba dapat semakin dekat dan mencintai-Mu…
Ya Allah…Maafkanlah diriku..
Aku mencintai-Mu, tapi seringkali menunda pertemuan dengan-Mu.
Aku mencintai-Mu, tapi seringkali ingkar terhadap janji yang telah terikrar dalam mulutku.
Aku mencintai-Mu, tapi seringkali berbuat sesuatu yang tak disukai oleh-Mu.
Aku mencintai-Mu, tapi seringkali tak melakukan sesuatu yang dapat mendekatkanku pada-Mu.
Aku mencintai-Mu, tapi cinta itu belum juga mejadi cahaya mataku.
Rabb, aku mencintai-Mu... Jadikanlah aku seperti orang-orang yang menempatkan cintanya pada-Mu ditempat tertinggi, diruang yang tak terjamah ego.
Rabb, cintailah aku... Seperti Engkau mencintai orang-orang yang Engkau Cintai dan Ridhai.
Aku merindukan-Mu, dan aku ingin selalu bersua dalam tiap hening malamku. Jangan biarkan aku terpenjara dalam dinginnya malam. Jangan biarkan aku terbui dalam hangatnya selimut. Jangan biarkan aku terlena oleh tumpukan aktivitas yang tak menentu.
Aku mencintai-Mu. Biarkan aku selalu menemui-Mu dalam tiap desah nafasku. Aku tak kuasa mendekap rindu ini...
Wahai kekasihku dengar dan berikanlah semuanya untuk-ku…amin.
Sutarjo
Puisi
Doa seorang lelaki untuk wanita pujaannya
Aku berdoa untuk seorang wanita , yang akan menjadi bagian dari hidupku
Seorang wanita yang sungguh mencintai-Mu lebih dari segala sesuatu.
Seorang wanita yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau
seorang wanita yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk-Mu.
Seorang wanita yang mempunyai hati sungguh mencintai dan haus akan Engkau
dan memiliki keinginan untuk mentauladani sifat-sifat Agung-Mu.
Seorang wanita yang mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup, sehingga hidupnya tidaklah sia-sia
seorang wanita yang mempunyai hati yang bijak bukan hanya sekedar otak yang cerdas.
Seorang wanita yang tidak hanya mencintaiku tetapi juga menghormatiku
seorang wanita yang tidak hanya memujaku tetapi dapat juga menasehati ketika aku berbuat salah
seorang wanita yang mencintaiku bukan karena lahiriahku tetapi karena hatiku.
Seorang wanita yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam tiap waktu dan situasi
seorang wanita yang dapat membuatku merasa sebagai seorang laki-laki ketika di sebelahnya.
Seorang wanita yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya
seorang wanita yang membutuhkan do'aku untuk kehidupannya
seorang wanita yang membutuhkan senyumanku untuk mengatasi kesedihannya
seorang wanita yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna.
Dan aku juga meminta .
Buatlah aku menjadi seorang laki-laki yang dapat membuat seorang wanita itu bangga
berikan aku sebuah hati yang sungguh mencintai-Mu, sehingga aku dapat mencintainya
dengan cinta-Mu, bukan mencintainya dengan sekedar cintaku
Berikanlah sifat-Mu yang kuat sehingga kekuatanku datang dari-Mu bukan dari luar diriku
Berikan aku tangan-Mu sehingga aku selalu berdoa untuknya.
Berikanlah aku penglihatan-Mu sehingga aku dapat melihat
banyak hal baik dalam dirinya dan bukan hal buruk saja
Berikanlah aku mulut-Mu yang penuh dengan kata-kata kebijaksanaan-Mu dan pemberi semangat,
sehingga aku dapat mendukungnya setiap hari, dan aku dapat tersenyum padanya setiap pagi.
Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakan
"Betapa besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku
seorang yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna".
Aku mengetahui bahwa Engkau menginginkan kami bertemu pada waktu yang tepat
dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang Kau tentukan.
Amien.
Langganan:
Postingan (Atom)