Sabtu, 10 April 2010

Filsafat Pendidikan Islam (Resensi Buku)

Resensi oleh : Sutarjo 29 Juni 2009 – 05.50 WIB

Judul Buku : Filsafat Pendidikan Islami
Penulis : Prof. Dr. Ahmad Tafsir
Penerbit : PT REMAJA ROSDAKARYA
Tebal : 338 Halaman
Cetakan : Cet. III November 2008


Buku ini merupakan sebuah sumbangsih yang sangat besar bagi kaum pelajar khususnya setingkat mahasiswa dan mahasiswa pasca sarjana yang mungkin masih awam dalam memahami tentang filsafat pendidikan islam. Permasalahan mengenai filsafat yang dikaji di setiap kampus pendidikan ternyata hampir sama, yaitu sulitnya membedakan antara filsafat pendidikan dan teori pendidikan.

Dengan semua daya dan upaya penulis optimalkan dalam menyusun buku ini, penulis adalah seorang yang ahli di dalamnya yaitu seorang pengajar tentang Filsafat Pendidikan dan Ilmu Pendidikan di beberapa perguruan tinggi, yang mahasiswanya adalah mahasiswa program S1 dan S2.

Penulis dalam menyusun buku ini diawali dengan mejelaskan terlebih dahulu mengenai perbedaan filsafat dengan ilmu. Dari penjelasan yang ada di BAB I ini mencerminkan pemahaman penulis yang dalam tentang filsafat. Namun, dari BAB ini juga pembahasannya tidak hanya menceritakan perbedaan filsafat dan ilmu. Akan tetapi, menjelaskan pula latar belakang penulisan judul buku yang sedang kita kaji sekarang judulnya.

Buku ini juga tidak ditulis secara sistematik menurut struktur Filsafat Pendidikan. Tetapi, penulis hanya membicarakan beberapa topik atau tema saja yang dianggapnya penting. Bahkan sebagian besar bahan-bahan materinya diangkat dari makalah-makalah yang pernah penulis dibahas di forum-forum diskusi atau formal lainnya.

Pembahasan yang di angkat penulis adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, yaitu menjelaskan perbedaan filsafat dan ilmu. Sekaligus juga menceritakan latarbelakang penulisan buku ini dan sistematika yang dipakainya dalam pembahasan tiap BAB.

BAB II Hakikat Manusia, Manusia merupakan suatu kata yang sangat menarik untuk dibahas. Sangat banyak sekali definisi manusia menurut beberapa tokoh, terutama para filusuf. Secara garis besar dari pendapat mereka bahwa manusia menurut manusia itu memiliki tiga elemen, yaitu roh, akal, hati. Ketiga elemen ini yang menjadi sarana penunjang bagi mereka untuk mengenal siapa mereka, darimana mereka, dan hendak kemana mereka? Setelah mereka menemukan jawaban dari pertanyaan ini, maka kesimpulannya manusia akan tahu bahwa dia milik Tuhan dan akan kembali kepada-Nya.

Manusia juga merupakan Homo Endocandum yang dapat dididik dan menddik, tentunya perlu keterlibatan pihak lain agar dapat melangsungkan pendidikan ini menuju keterarahan yang jelas. Manusia pun telah diberikan potensi yang begitu luar biasa. Salah satunya akal tadi, yang dapat digunakan untuk memahami dan memikirkan segala fenomena.

Salah satu yang amat menarik juga untuk dibicarakan adalah apa sebenarnya inti manusia itu? Ketiga unsur tadi yang menjadi jawaban yang amat relevan ditelinga kita. Berdasarkan pendapat ini pendidikan manusia harus terarah secara proporsional.

BAB III Hakikat Pendidikan, Pendidikan suatu pembicaraan yang tak akan pernah selesai untuk dibicarakan, Ada dua kata yang perlu digarisbawahi mengenai hakikat pendidikan yaitu “membantu” dan “manusia” dan ini yang menjadi tujuan pendidikan itu sendiri untuk memanusiakan manusia. Untuk merealisasikan tujuan ini manusia haruslah bisa memiliki kemampuan dalam mengendalikan diri, memiliki pengetahuan. Karena itulah manusia itu menjadi tujuan pendidikan yang harus memiliki pengetahuan yang tinggi. Intinya manusia harus mampu berpikir benar.

BAB IV Dasar Pendidikan, Pendidikan selalu diwarnai oleh pandangan hidup (way of life.) Rasionalismelah salah satu pandangan hidup. Paham ini yang kebenaran itu diperoleh melalui akal atau dengan kata lain akal itulah alat pencari dan pengukur kebenaran, orang-orang sophis dalam penggunaan akal amatlah radikal. Sekalipun akal yang berperan tetapi bukan merupakan satu-satunya jalan. Bagi setiap muslim tentunya tidak hanya akal yang mereka gunakan saja melainkan potensi hati dan jasad yang dapat mendesign pendidikan menjadi lebih baik.

Tatkala kita membicarakan mengenai design pendidikan tidak akan terlepas dari nilai atau norma yang akan diterapkan. Biasanya nilai baik dan buruk digunakan untuk menetapkan nilai, adapun nilai indah dan tidak indah biasanya dikaitkan dengan seni.

BAB V Tujuan Pendidikan, Di negara indonesia terdapat kecacatan dari tujuan pendidikan, sebab yang mereka harapkan dari tujuan itu menjadi manusia yang berjiwa pancasila. Memang bukan pekerjan yang sangat mudah, mungkin saja seseorang tidak mampu mengungkapkan kriteria manusia yang terbaik itu, ada saja pandangan yang berbeda seperti apabila pandangannya berupa agama, maka yang dikatakan tujuan pendidikan yang terbaik itu merupakan pandangan agama, begitupun sebaliknya dengan pandangannya filsafat maka yang dikatakan pendidikan yang terbaik adalah yang berorientasi kepada filsafat. Perbedaan itu dapat dipesempit tatkala negara sendiri yang menetapkan tujuan tersebut.

Pendidikan Berorientasi Kompetensi
Perlu dipahami bersama ada beberapa konsep. Pertama, kompetensi yang akan dicapai ialah kompetensi lembaga bukan kompetensi mata pelajaran. Kedua, ada tidaknya pendidikan maka yang perlu adalah melakukan segenap potensi pengajar dngan baik. Ketiga, inti kompetensi adalah kemampuan, pengajar harus punya life skill.
Pada tahun 2003 di dunia pendidikan kita Konsep yang diluncurkan yaitu KBK. KBK ini sebetulnya yang berorientasi pada kompetensi, dalam kurikulum ini seolah-olah kompetensilah yang menjadi prioritas utama. Padahal kalau kita meihat slogan UNESCO tujuan pendidikan itu ada empat, learning to know, learning to do, learning to be, learning to live together. Jadi, esensi yang terdapat dalam pendidikan itu sendiri agar lulusan terampil menjalani kehidupan.

BAB VI Kurikulum Pendidikan, Kurikulum ialah program dalam mencapai tujuan pendidikan. Hal penting pertama yang harus diperhaikan ialah kurikulum itu ditentukan oleh tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Sementara tujuan pendidikan itu mesti ditetapkan berdasarkan kehendak manusia yang membuat kurikuum itu.

Tatkala, kita ingin merancang kurikulum pendidikan, yang terbayang pada kita ialah apa indikator manusia yang baik itu.
1. Akhlaknya baik
2. Memiliki pengetahuan yang benar
3. Menghargai keindahan
Tiga pilar ini yang menjadi isi semua kurikulum.

BAB VII Peserta Didik, penulis menjelaskan tentang murid dan pendidik,
bagaimana perilaku-perilaku seorang murid selama menuntut ilmu.

1 komentar:

  1. thanks sobat... saya kebetulah udah punya bukunya. memang pembahasan di dalam buku ini mantap banget dan amat gamblang penjelasannya..

    BalasHapus

Sepucuk Nasehat

Sepucuk Nasehat
Nasehatilah diri sebelum usia terlanjur terhenti, karena penyesalan amatlah pahit dan menakutkan