Selasa, 01 November 2022

REFLEKSI

 

“Pendidikan yang berpihak pada Murid”

 

 

Engkau coba bisikan kebenaran

Engkau rangkai kata penuh keberanian

Engkau berikan makna pengetahuan

Engkau ajarkan hakikat didikan

Engkau pancarkan sinar kemuliaan

Jiwa sang penuntun akan kebaikan

 

--------

Sutarjo

05 September 2022

Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

 

Setelah memahami pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan dan pengajaran, dapt disimpulkan bahwa pengajaran merupakan suatu proses dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir maupun bathin serta merupakan bagian dari Pendidikan itu sendiri. Sedangkan Pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Sebagai seorang guru biasanya melaksanakan tugas hanya mengajar dan menyampaikan ilmu pengetahuan, setelah itu dilakukan tes atau ujian untuk mengukur sejauh mana para murid memahami dan mencapai hasil pembelajaran yang telah diikuti Bersama teman dan gurunya. Ketercapaian pembelajaran seringkali hanya diukur dari segi pengetahuan (kognitif) nya saja, hal ini dibuktikan dengan persentasi yang paling besar menjadi perhatian dan parameter yang digunakan adalah Ujian Teori Kognitif, sedangkan porsi untuk Keterampiran (Psiokomotorik) dan SIkap (Afektif) mendapat porsi pendukung atau tambahan penunjang dalam proses pembelajaran yang berlangsung dan yang terlaksana.

Pada kesempatan kali ini adanya perubahan mindset (pola pikir) yang diperoleh setelah mempelajari, mendalami, mengkaji, dan merefleksi tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai definisi pembelajaran dan Pendidikan, dasar-dasar Pendidikan, tujuan Pendidikan, mengenalkan konsep kodrat keadaaan, pengenalan konsep bermain dalam belajar, pembelajaran yang memerdekakan, dan mengajarkan semboyan jiwa Pendidikan nasional ; ingarso sing tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani.

Adanya perubahan dalam diri yang dirasakan baik pada aspek pemahaman (ilmu pengetahuan tentang Pendidikan), maupun sikap prilaku (perubahan dalam mengajar dan mendidik) dari hasil pendalaman modul tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara melalui proses kegiatan berpikir-kritis dan menerapkan relevansinya dengan sosio-kultur di daerah tempat tinggal.

Dampak yang dirasakan oleh diri sendiri yang kemudian menjadi imbas dari refleksi pemikiran ini adalah terjadinya perubahan dan tindakan yang dilaksanakan dalam proses kegiatan pembelajaran dan pendidikan yang menuntun selama di kelas maupun ruang lingkup sekolah. Hasil refleksi berpikir-kritis pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang langsung diterapkan adalah sebagai berikut:

1. Pemahaman yang timbul dan terbaru mengenai perbedaan konsep pembelajaran dan Pendidikan, menjadi kesenangan dan kebahagiaan dalam diri sendiri yang menyebabkan semakin tergugah dan menjiwai peran dan visi sebagai sosok guru yang dapat menuntun dan memberikan sesuatu Pendidikan  yang bermakna pada muridnya.

2. Perubahan yang meningkat dalam aspek berpikir refleksi sesuai dengan yang telah dipahami dari komsep pemikiran Ki Hadjar Dewantara, serta menambah wawasan dalam menentukan strategi dan metodologi yang tepat serta sesuai untuk digunakan terhadap murid menurut kodratnya yang telah di gariskan Tuhan. Hal tersebut diharapkan dapat senantiasa dikembangkan oleh guru melalui kegiatan membaca dan menganalisis serta menyesuaikan metode dengan situasi dan kondisi kodrat alam dan kodrat zaman yang dimiliki oleh murid. Dengan demikian secara tepat dan efektif dapat berkembang, berubah, mandiri dan merdeka dalam capaian kompetensi yang dituntaskan oleh para murid dalam pembelajarannya.

Sabtu, 10 September 2022

Tugas C. Guru Penggerak

 Artikel

“Pendidikan yang berpihak pada Murid”

 

Engkau coba bisikan kebenaran

Engkau rangkai kata penuh keberanian

Engkau berikan makna pengetahuan

Engkau ajarkan hakikat didikan

Engkau pancarkan sinar kemuliaan

Jiwa sang penuntun akan kebaikan

--------

Sutarjo

05 September 2022

Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

 

Setelah memahami pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan dan pengajaran, dapat disimpulkan bahwa pengajaran merupakan suatu proses dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir maupun bathin serta merupakan bagian dari Pendidikan itu sendiri. Sedangkan Pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Sebagai seorang guru biasanya melaksanakan tugas hanya mengajar dan menyampaikan ilmu pengetahuan, setelah itu dilakukan tes atau ujian untuk mengukur sejauh mana para murid memahami dan mencapai hasil pembelajaran yang telah diikuti Bersama teman dan gurunya. Ketercapaian pembelajaran seringkali hanya diukur dari segi pengetahuan (kognitif) nya saja, hal ini dibuktikan dengan persentasi yang paling besar menjadi perhatian dan parameter yang digunakan adalah Ujian Teori Kognitif, sedangkan porsi untuk Keterampiran (Psiokomotorik) dan SIkap (Afektif) mendapat porsi pendukung atau tambahan penunjang dalam proses pembelajaran yang berlangsung dan yang terlaksana.

Pada kesempatan kali ini adanya perubahan mindset (pola pikir) yang diperoleh setelah mempelajari, mendalami, mengkaji, dan merefleksi tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai definisi pembelajaran dan Pendidikan, dasar-dasar Pendidikan, tujuan Pendidikan, mengenalkan konsep kodrat keadaaan, pengenalan konsep bermain dalam belajar, pembelajaran yang memerdekakan, dan mengajarkan semboyan jiwa Pendidikan nasional ; ingarso sing tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani.

Adanya perubahan dalam diri yang dirasakan baik pada aspek pemahaman (ilmu pengetahuan tentang Pendidikan), maupun sikap prilaku (perubahan dalam mengajar dan mendidik) dari hasil pendalaman modul tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara melalui proses kegiatan berpikir-kritis dan menerapkan relevansinya dengan sosio-kultur di daerah tempat tinggal.

Dampak yang dirasakan oleh diri sendiri yang kemudian menjadi imbas dari refleksi pemikiran ini adalah terjadinya perubahan dan tindakan yang dilaksanakan dalam proses kegiatan pembelajaran dan pendidikan yang menuntun selama di kelas maupun ruang lingkup sekolah. Hasil refleksi berpikir-kritis pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang langsung diterapkan adalah sebagai berikut:

1. Pemahaman yang timbul dan terbaru mengenai perbedaan konsep pembelajaran dan Pendidikan, menjadi kesenangan dan kebahagiaan dalam diri sendiri yang menyebabkan semakin tergugah dan menjiwai peran dan visi sebagai sosok guru yang dapat menuntun dan memberikan sesuatu Pendidikan  yang bermakna pada muridnya.

2. Perubahan yang meningkat dalam aspek berpikir refleksi sesuai dengan yang telah dipahami dari komsep pemikiran Ki Hadjar Dewantara, serta menambah wawasan dalam menentukan strategi dan metodologi yang tepat serta sesuai untuk digunakan terhadap murid menurut kodratnya yang telah di gariskan Tuhan. Hal tersebut diharapkan dapat senantiasa dikembangkan oleh guru melalui kegiatan membaca dan menganalisis serta menyesuaikan metode dengan situasi dan kondisi kodrat alam dan kodrat zaman yang dimiliki oleh murid. Dengan demikian secara tepat dan efektif dapat berkembang, berubah, mandiri dan merdeka dalam capaian kompetensi yang dituntaskan oleh para murid dalam pembelajarannya.

3. Sebagai guru yang menerapkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, maka dikatakan bahwa dapat menemukan Pendekatan dan model pembelajaran atau pedidikan yang dapat memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan, membahagiakan, memerdekakan dan memberikan perubahan yang signifikan terhadap diri murid sebagai individu maupun masyarakat.

4. Setelah dikenalkan dan diberikan analogi terkait tugas dan tanggungjawab seorang guru bagaikan seorang petani yang sedang berladang, perumpamaan tersebut digambarkan dengan sangat kontras bagaimana perhatian, keseriusan, kesungguhan, tekad dan perjuangan serta kerja keras dalam bekerja haruslan memiliki target atau tujuan sesuai dengan kodratnya. Oleh karena itu seorang guru juga harus dapat merencanakan, menyiapkan, melaksanakan pembelajaran dan pendidikan yang menuntun serta berpusat pada murid, sehingga dapat mewujudkan pendidikan yang menghasilkan murid yang selamat dan bahagia serta merdeka dan mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sebagai manusia individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Dari semua hal yang telah disampaikan di atas, kemudian menjadi rencana dan tindakan yang harus dilaksanakan dan diterapkan dalam pembelajaran kongkrit di kelas dan di sekolan. Pengajaran dan Pendidikan yang dapat menuntun anak didiknya dalam mengembangkan bakat, minat, dan potensi dirinya agar tumbuh kembang sesuai kodratnya. Dengan demikian akan dihasilkan manusia-manusia yang mulia dan berbudi luhur yang dapat bermanfaat bagi dirinya, keluarganya, masyarakat dan bangsa Indonesia.

Situasi para murid dan suasana lingkungan belajar yang diharapkan setelah memahami pemikiran Ki Hadjar Dewantara adalah: 1) memiliki pola pikir yang terbuka, teliti, kritis dan cerdas dalam memahami perjalanan hidup. 2) anak didik yang mampu bersaing dengan minat, bakat dan keahlian yang telah dimiliki, dilatih dan diasah di sekolah menjadi modal dalam mensejahterkan hidupnya sehari-hari. 3) para murid yang senantiasa merasa senang, bahagia dan terus konsisten dalam belajar dan melatih dirinya dalam aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap budi pekerti yang baik dalam setiap waktu dan perjalanan hidupnya.

Kemudian materi dan metode yang akan digunakan untuk mewujudkan pembelajaran yang menuntun atau berpusat pada murid adalah dengan mengenalkan dan memperdalam; 1) Konsep Diri, 2) Potensi Diri setiap Manusia, 3) Peluang kesuksesan dan keberhasilan setiap insan dengan pendidikan yang berkualitas, serta 4) manfaat dari semua materi yang diajarkan harus dapat dirasakan oleh murid, orang tua, guru dan masyarakat sekitarnya. Dengan metode silih asah silih asih dan silih asuh, dengan menggunakan asas gotong royong dalam menciptakan suasana belajar yang merdeka, merubah, dan mandiri baik di kelas maupun lingkup sekolah.

Rabu, 25 Mei 2022

Nasehat Bijak




Segeralah Terangi Kegelapan

“siapa yang bisa menandingimu wahai anak cucu Adam dalam hal bertaubat? Engkau bisa datang ke mihrab kapanpun engkau mau, untuk menghadap Tuhanmu. Tak ada apapun yang membatasi antara dirimu dan Tuhanmu. Tak ada perantara, tak ada penterjemah”.

(Bakar bin Abdillah Al Muzani)

 

Jangan Pernah Kalah

“bersungguh-sungguhlah dengan kehinaan-mu, niscaya ia menolongmu dengan kemuliaan-Nya. Bersungguh-sungguhlah dengan ketidakberdayaanmu, niscaya ia menolongmu dengan kekuasaan-Nya. bersungguh-sungguhlah dengan kelemahanmu, niscaya ia menolongmu dengan kekuatan-Nya”.

(Ibnu ‘Athaillah)

 

Kelemahanku, Sumber Kekuatanku

“suplai bantuan Allah, tidak berlaku bagi orang yang dikuasai oleh hawa nafsu dan mengikuti syahwatnya”.

(Fudhail bin Iyadh)

 

Antara Mata dan Hati

“hati adalah raja. Dan seluruh tubuh adalah pasukannya. Jika rajanya baik maka baik pula pasukannya”.

(Ibnul Qayyim)

 

Khusyu’

“barangsiapa memperbaiki hubungannya dengan Allah, maka Allah akan  menyempurnakan hubungan-Nya dengan orang tersebut”.

(HR. Hakim)

 

Pilih Yang Paling Berat 

“jika kabur bagimu dua perkara, maka perhatikanlah salah satu dari keduanya yang paling terasa berat bagi nafsu, lalu ikutilah ia. Karena tidak ada sesuatu yang terasa berat bagi nafsu kecuali sesuatu itu yang benar”.

(Ibnu ‘Athoillah)

 

Ya Allah, Kenalkan Aku dengan Diriku

“barangsiapa yang mengenal dirinya, ia akan sibuk memperbaiki diri daripada sibuk mencari-cari aib dan kesalahan orang lain”.

(Ibnul Qoyyim)


Jumat, 13 Mei 2022

Kajian Al Quran

 

Resume:

 Pengertian menurut Bahasa;

a.      Alquran berarti bacaan yang sempurna.

b.     Secara istilah, Alquran adalah firman Allah yang bersifat mukjizat yang diturunkan kepada nabi dan rasul terakhir melalui perantara malaikat Jibril, ditulis dalam berbagai mushaf, ditransimisikan kepada kita secara mutawattir, bernilai ibadah bagi pembacanya dan diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat al-Nas.

c.  Kata muhkam secara etimologi berasal dari akar kata hakama-yahkamu-hukman berarti menetapkan, memutuskan atau memisahkan. Kemudian dijadikan wazan af’ala menjadi ahkama-yuhkimu-ihkam yang berarti mencegah. Al-Hukmu artinya memisahkan antara dua hal.

d.      Ayat-ayat muhkamat adalah ayat-ayat yang mengandung makna yang kokoh, jelas dan fasih.

e.      Secara harfiah, mutasyabih yang merupakan bentuk tunggal dari mutasyabihat berasal dari kata syabaha yang berarti serupa. Syubhah -bentuk nomina dari syabaha- adalah keadaan tentang satu dari dua hal yang tidak dapat dibedakan dari lainnya karena ada kemiripan di antara keduanya secara konkret atau abstrak.

a.  Ayat-ayat mutayabihat adalah ayat-ayat yang maknanya tidak atau belum jelas dan untuk memastikannya tidak ditemukan dalil yang kuat.

b.    Menurut bahasa kata tafsir diambil dari kata fassara-yufassiru-tafsir yang berarti menjelaskan. Pengertian tafsir menurut bahasa juga bermakna al-idhah (menjelaskan), al-bayan (menerangkan) dan al-kasyf (menyingkapkan).

c.    Menafsirkan Alquran berarti upaya mengungkap maksud dari Alquran baik ayat perayat, surat persurat maupun tema pertema yang dapat digali dari susunan bahasanya dan lafaz-lafaz yang digunakannya serta seluk beluk yang berhubungan dengannya. Seluk beluk yang dimaksud adalah terkait dengan ‘Ulum al-Quran, yang meliputi asbab al-nuzul, makiyyah dan madaniyyah, ilmu qiraat, nasikh wa mansukh, dan seterusnya.

d.      Asbab al-nuzul yang merupakan latarbelakang turunnya ayat menjadi salah satu komponen yang sangat penting dalam memahami pesan Alquran.

e.   Makiyyah dapat dipahami sebagai ayat-ayat yang turun di Makkah atau turun sebelum hijrah. Sementara Madaniyyah adalah ayat-ayat yang turun di Madinah atau turun setelah hijrah.

f.     Ta’wil yang kemudian diserap ke dalam Bahasa Indonesia menjadi takwil menurut bahasa berasal dari kata awwala-yuauwilu-ta’wil yang memiliki makna al-ruju’ atau al-’aud yang berarti kembali.

g.   Secara etimologi, terjemah diambil dari bahasa Arab dari kata tarjamah. Bahasa Arab sendiri menyerap kata tersebut dari bahasa Armenia yaitu turjuman (Didawi, 1992: 37). Kata turjuman sebentuk dengan kata tarjaman dan tarjuman yang berarti mengalihkan tuturan dari satu bahasa ke bahasa lain (Manzhur: 66).

h.      Terjemah menurut bahasa juga berarti salinan dari satu bahasa ke bahasa lain, atau mengganti, menyalin, memindahkan kalimat dari suatu bahasa ke bahasa lain. Selain itu, berarti pula memindahkan lafal dari suatu bahasa ke dalam bahasa lain. 

i.        Adapun secara terminologi, terjemah didefinisikan sebagai berikut:

"Mengungkapkan makna tuturan suatu bahasa di dalam bahasa lain dengan memenuhi seluruh makna dan maksud tuturan tersebut."

j.    Terjemah harfiyyah, yaitu mengalihkan lafaz-lafaz dari satu bahasa ke dalam lafaz-lafaz yang serupa dari bahasa lain sedemikian rupa sehingga susunan dan tertib bahasa kedua sesuai dengan susunan dan tertib bahasa pertama.

k.      Terjemah tafsiriyah atau terjemah ma’nawiyyah, yaitu menjelaskan makna pembicaraan dengan bahasa lain tanpa terikat dengan tertib kata-kata bahasa asal atau memperhatikan susunan kalimatnya.

l.      Alquran adalah kalamullah yang memiliki keagungan dalam bahasa dan kandungannya, maka dapat dipastikan sebuah terjemahan Alquran tidak mampu menggambarkan secara utuh maksud-maksudnya. Namun demikian, bukan berarti terjemah Alquran tidak penting, karena dengan adanya terjemah Alquran dapat membantu untuk melakukan tadabbur (renungan) atau paling tidak mengetahui pesan dasar Alquran khususnya bagi bangsa ‘ajam (non-Arab) yang tidak memiliki kemampuan bahasa Arab secara baik.


Kamis, 21 April 2022

Program Induksi Guru Pemula (PIGP)

 

LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting. Sehingga dapat menjadi tolak ukur bagi perkembangan suatu bangsa. Bangsa Indonesia mempunyai dasar Negara Pancasila sebagai pandangan hidupnya yang di dalamnya telah merumuskan sistem pendidikan yang tertuang dalam Undang - Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Kegiatan pembelajaran merupakan proses untuk mencapai tujuan yang memerlukan seperangkat komponen pengajaran. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru harus mengacu pada kurikulum yang berlaku sebagai arah tercapainya tujuan pendidikan yang telah dirumuskan.

Keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran antara lain dipengaruhi oleh kesiapan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Kesiapan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dapat berupa kesiapan dalam memilih metode pembelajaran dan dapat pula berupa ketepatan guru dalam menyediakan alat peraga pembelajaran.

Di dalam Undang - Undang No. 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Selanjutnya dalam pasal 1 ayat 4 Undang - Undang tersebut menyatakan bahwa Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oeh seseorang dan menjadi sumber penghasilan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Kedudukan guru sebagai tenaga professional berfungsi untuk: (1) meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran, dan (2) meningkatkan mutu pendidikan nasional. Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga professional bertujuan untuk melaksanakan pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Mengingat peran guru yang sangat strategis dalam pembangunan pendidikan, maka seorang guru harus dipersiapkan secara matang. Persiapan tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan mulai dari saat belajar di perguruan tinggi, pendidikan profesi guru di Lembaga Pendidikan Tenga Kependidikan (LPTK), sampai menjdi guru yang ditugaskan di satuan pendidikan.

Pada saat awal menjadi guru, seorang guru pemula mulai mengajar dan mengenal lingkungan sekolah, mereka menghadapi beberapa hambatan antara lain : pengenalan karakteristik peserta didik, budaya sekolah, beradaptasi, dan berkomunikasi dengan warga sekolah. Pengenalan guru pemula terhadap situasi sekolah akan menentukan karir dan profesionalitas seorang guru selanjutnya. Salah satu program yang dapat membekali guru pemula dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi guru pada awal mereka bertugas adalah Program Induksi Guru Pemula (PIGP).

Kewajiban guru pemula dalam melaksanakan Program Induksi Guru Pemula (PIGP) diantaranya; (1) merencanakan pembelajaran; (2) melaksanakan pembelajaran; (3) menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran; (4) melaksanakan perbaikan dan pengayaan sebagai bahan dalam kemajuan karir dan profesionalitas seorang guru. Untuk mengetahui pelaksanaan PIGP dengan baik sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, maka disusunlah Laporan Pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula (PIGP) Tahun 2021 ini sehingga fungsi, peran, dan kedudukan guru yang ditugaskan pada satuan pendidikan dapat dikembangkan dengan baik sehingga terbentuk kriteria guru yang profesional.

Download versi lengkap dan sumbernya: Pedoman PIGP







Senin, 18 April 2022

MATERI PERANGKAT PEMBELAJARAN

 Membandingkan konsep SKL, KI, KD, dan taksonomi

Adapun definisi atau pengertian dari masing-masing konsep adalah sebagai berikut:

a.   Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, sdan keterampilan. Kriteria ini diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada suatu jenjang pendidikan. SKL merupakan acuan utama dalam pengembangan Kompetensi Inti (KI), selanjutnya KI dijabarkan ke dalam Kompetensi Dasar (KD).

b.  Kompetensi Inti (KI) merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas. Artinya ia merupakan operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi dasar pengembangan KD. KI mencakup sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan.

c.  Kompetensi Dasar (KD) merupakan kemampuan yang harus diperoleh peserta didik untuk mencapai Kompetensi Inti melalui pembelajaran yang berisi sejumlah kemampuan yang harus dikuasai baik pada aspek sikap, pengetahuan, maupun keterampilan dalam mata pelajaran tertentu.

d.  Taksonomi dimaknai sebagai seperangkat prinsip klasifikasi atau struktur dan kategori ranah kemampuan tentang perilaku peserta didik yang terbagi ke dalam ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan.

e.  Indikator atau biasa disebut Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) adalah ukuran, karakteristik, atau ciri-ciri dari ketercapaian KD berdasarkan taksonomi kemampuan baik pada ranah sikap, pengetahuan, maupun keterampilan.


Silahkan DOWNLOAD versi asli dan lengkapnya disini: PERANGKAT PEMBELAJARAN

Senin, 11 April 2022

MODEL PEMBELAJARAN

 

1.    Proses pembelajaran inkuiri

dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Merumuskan masalah,

2. Mengembangkan hipotesis,

3. Menguji jawaban tentative,

4. Menarik kesimpulan,

5. Menerapkan kesimpulan dan generalisasi.

2.    Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL) yaitu;

1. Mengorientasi peserta didik pada masalah,

2. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran,

3. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok,

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya,

5. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah

3.    Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning atau PjBL), yaitu;

1. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek,

2. Mendesain perencanaan proyek,

3. Menyusun jadwal,

4. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek,

5. Menguji hasil,

6. Mengevaluasi kegiatan/ pengalaman.

4.    Langkah-langkah Pembelajaran Discovery Learning;

1. Menciptakan stimulus/ rangsangan (Stimulation),

2. Menyiapkan pernyataan masalah (Problem Statement),

3. Mengumpulkan data (Data Collecting),

4. Mengolah data (Data Processing),

5. Memverifikasi data (Verrification), dan

6. Menarik kesimpulan (Generalization).

5.    Pembelajaran yang kontekstual

adalah pembelajaran dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan baru itu dapat diperoleh dengan cara deduktif. Artinya, pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan kemudian memperhatikan detailnya.

Model-model pembelajaran kurikulum 2013 yaitu; pembelajaran Inkuiri (Inquiry Based Learning), model pembelajaran Discovery (Discovery Learning), model pembelajaran berbasis projek (Project Based Learning), Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning)  dan model pembelajaran berbasis permasalahan (Problem Based Learning).




Senin, 04 April 2022

Orang yang paling BAHAGIA

 

"Orang yang paling bahagia adalah orang yang mempunyai HATI yang 'alim, BADAN yang sabar dan merasa puas terhadap apa yang ada di TANGAN-nya."

Adapun maksudnya secara sederhana adalah sebagai berikut:

* Yang dimaksud hati yang alim adalah menyadari bahwa Allah SWT itu selalu bersamanya, dimanapun ia berada.

* Badan yang sabar, adalah sabar dalam menjalankan perintah Allah SWT dan menghadapi segala cobaan.

* Adapun puas dengan apa yang ada pada dirinya, maksudnya adalah sikap puas ketika tidak ada lagi harapan melainkan yang ada di hadapannya.

 

Mari kita pahami, hayati dan amalkan dalam diri 3 (tiga) hal penting di atas, supaya dapat menjadi orang yang paling bahagia hidup di dunia ini, dan kelak di akhirat mendapatkan karunia terbesar yakni rahmat, ridha dan pertolongan Allah SWT. Aamin






Selasa, 29 Maret 2022

PERSIAPAN LOMBA - PUASA



Alhamdulillahirabbil 'alamin pada kesempatan kali ini, penulis ingin sharing atau berbagi tentang persiapan menjelang dan menyambut bulan Suci Ramadhan.

Ada beberapa hal yang harus disiapkan dalam menyambut dan mempersiapkan diri untuk berpuasa pada bulan Suci Ramadhan, yaitu diantaranya:

1. Persiapan ILMU

2. Persiapan HARTA

3. Persiapan MENTAL

4. Persiapan RUH

Untuk lebih memahami dan mengetahui maksud dari keempat hal tersebut, maka sedikit penjelasan yang mungkin dapat disampaikan, di bawah ini:

1. Persiapan ILMU

Seseorang yang ingin berhasil dalam suatu hal, pasti akan mempersiapkan bagaimana caranya agar ia berhasil. Seorang yang ingin sukses, pasti akan mencari ilmu atau cara agar ia dapat meraih sukses. Begitu pun bagi seorang Muslim atau Mukmin yang ingin berhasil dan sukses dalam mengisi waktu dan beribadah pada bulan suci ramadhan, sudah barang tentu ia akan menyiapkan pembekalan. Terutama persiapan bekal ILMU, sebagai langkah pertama dan paling utama dalam rangka mendapatkan keberhasilan dan kesuksesan dalam meraih keberkahan, rahmat dan maghfirah Allah SWT di bulan suci ramadhan, maka ILMU menjadi faktor penting yang harus disiapkan.

Ada beberapa hal mengenai ILMU tentang puasa pada bulan Suci Ramadhan yang harus diketahui, agar nilai ibadah puasa diterima, sah dan mendapatkan pahala dan ridha Allah SWT. yaitu:

a. Mengetahui Syarat Sah Puasa

b. Mengetahui Rukun Puasa

c. Mengetahui Batal Puasa

2. Persiapan HARTA

Pada bulan suci ramadhan ada waktu dimana banyak sekali keutamaan dan kebaikan yang akan diperoleh, diantaranya adalah pada saat berbuka puasa dan saat sahur. Bagi seseorang yang ingin mendapatkan pahala dan keutamaan berbagi atau sedekah bagi orang yang berbuka puasa / ta'jil buka puasa, maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa. Tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasanya. Dengan kita mempersiapkan HARTA sebagai bekal meraih kesuksesan pada bulan suci ramadhan, maka akan dapat meraih banyak keutamaan dan kebaikan dari sedekah, infaq, atau zakat dan berbagi untuk menyediakan buka puasa bagi orang yang sedang berpuasa. 

Sebelas bulan kita bekerja, berusaha, mencari nafkah, bahkan kerja keras tanpa henti dan lelah demi mendapatkan penghasilan, uang, ataupun rezeki. Oleh karena itu, pada satu bulan ini, yakni bulan suci ramadhan adalah bulan yang sangat utama dan bergelimpangan pahala dan keutamaan, mari kita gunakan HARTA untuk menjadi bekal agar dapat sukses, meraih derajat TAQWA dengan bekal harta yang digunakan untuk memaksimalkan Ibadah pada bulan suci ramadhan, meraih keutamaan I'tikaf, dan malam Lailatul Qodar.

3. Persiapan FISIK 

Pada bulan suci ramadhan dibutuhkan kekuatan FISIK untuk menjalani perintah berpuasa, dan memakmurkan malamnya dengan Qiyamullail, sehingga pada akhirnya diharapkan akan mendapatkan dan meraih derajat TAQWA. Persiapan FISIK sangatlah menentukan keberhasilan dalam menjalankan ibadah di bulan suci ramadhan, siang harinya diperintahkan agar menahan dari lapar, haus dan yang membatalkan puasa. Pada malam harinya dituntut dan diperintahkan agar melaksanakan Qiyamullail dan sahur. Sehingga dengan memiliki FISIK yang sehat dan prima, maka akan dengan mudah semuanya dapat dilaksanakan.

Setelah sebelas bulan yang berlalu, ada yang sudah terbiasa puasa sunah, dan ada juga yang terbiasa bangun malam untuk qiyamulail. Sehingga pada bulan suci ramadhan akan menjadi semakin rajin dan semangat. Namun bagi yang jarang atau tidak suka berpuasa sunah dan shalat qiyamulail, maka akan terasa kaget dan berat dalam menjalankan ibada puasa di bulan suci ramadhan. Oleh karena itu mempersiapkan diri pada aspek FISIK menjadi perhatian dan faktor yang harus diutamakan, agar pada saatnya tiba badan akan terasa kuat, sehat dan menyenangkan dalam menunaikan ibadah puasa dan shalat sunah qiyamulail pada malam-malam bulan suci ramadhan.

4. Persiapan RUH

Sebagai makhluk yang sempurna dalam penciptaannya, manusia tercipta bukan hanya dari satu faktor jasmani saja, namun juga tersusun dari unsur RUH. Sehingga manusia akan menjadi utuh ketika kedua unsur tersebut terpenuhi dan seimbang perawatan dan pemupukannya. Adapun perawatan pada aspek jasmani sudah barang tentu manusia tidak lupa dan tidak luput, bahkan hampir setiap waktu diperhatikan. Namun pada aspek RUH, yang masih kebanyakan manusia melupakan atau terlupakan, karena yang karakter atau sifatnya GHAIB atau tidak terlihat, padahal terasa adanya.

Menjalankan ibadah puasa pada bulan suci ramadhan sangat dibutuhkan dan perlu dipersiapkan RUH yang mantap, sehingga akan terasa semangat, antusias dan merindukan kebaikan-kebaikan yang Allah berikan di setiap waktu yang ada pada bulan tersebut. Menahan lapar, haus dan dari segala hal yang dapat membatalkan puasa sepanjang hari, ditambah dengan amaliyah malam pada bulan suci ramadhan yang membutuhkan kesiapan MENTAL yang baik dan kuat, agar dapat berhasil dan sukses meraih pahala dan ridha Allah SWT. maka persiapan RUH menjadi faktor penting dalam mensukseskan kegiatan amaliyah ramadhan yang memiliki beraneka ragam keutamaan dan kebaikan yang ada di dalamnya, bahkan terdapat satu malam yang keutamaanya sebanding dengan 1000 bulan. Ini sungguh kebaikan yang Allah berikan kepada Umat Nabi Muhammad SAW, yaitu orang yang memaksimalkan dan berharap mendapatkan malam Lailatul Qadar. Dan malam itu hanya ada pada bulan suci ramadhan, tidak pada bulan lainnya. Oleh karena itu mari persiapkan RUH yang bersih, ikhlas, 


Selasa, 22 Maret 2022

Galery Asmaul Husna












DOWNLOAD gambar 99 nama Asmaul Husna di sini : Asmaul Husna

Modul 1 : Pengembangan Profesi Guru

KEGIATAN BELAJAR 2 : 

Profesionalisme Guru PAI dalam Pembelajaran



CAPAIAN & SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN 

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan:  

• Menerapkan profesionalisme guru PAI dalam pembelajaran 

Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : 

1. Menjelaskan pengertian profesionalisme guru PAI 

2. Menjelaskan standard kualifikasi guru PAI 

3. Menerapkan kompetensi guru PAI dalam pembelajaran 


URAIAN MATERI 

A. Pengertian Profesionalisme Guru PAI

    Seorang guru profesional dapat dibedakan dari seorang teknisi, karena disamping menguasai sejumlah teknik serta prosedur kerja tertentu, seorang pekerja profesional ditandai dengan adanya informed responsiveness terhadap implikasi kemasyarakatan dari obyek kerjanya. Hal ini berarti bahwa seorang guru harus memiliki persepsi filosofis dan ketanggapan yang bijaksana yang lebih mantap dalam menyikapi dan melaksanakan pekerjaannya. Kompetensi seorang guru sebagai tenaga profesional ditandai dengan serangkaian diagnosis, rediagnosis, dan penyesuaian yang terus menerus. Selain kecermatan dan ketelitian dalam menentukan langkah guru juga harus sabar, ulet, telaten dan tanggap terhadap situasi dan kondisi serta berkepribadian tawassuth (moderat), tawaazun (seimbang), dan tasaamuh (toleran), samapta, cinta tanah air, ikhlas, sepenuh hati, dan murah hati  dalam proses pembelajaran, sehingga diakhir pekerjaannya akan membuahkan hasil yang memuaskan.

    Berdasarkan pengertian profesi dengan segala persyaratannya yang telah dikemukakan, akan membawa konsekuensi yang mendasar terhadap program pendidikan terutama yang berkenaan dengan komponen tenaga kependidikan. Konsekuensi yang dimaksud adalah masalah accountability dari program pendidikan itu sendiri. Hal ini merupakan suatu petunjuk bahwa keberhasilan program pendidikan tidak dapat dipisahkan dari peranan masyarakat secara keseluruhan. Jadi kompetensi lulusan tidak semata-mata tanggung jawab guru akan tetapí ditentukan juga oleh pemakai lulusan dan masyarakat baik secara langsung maupun tidak sebagai akibat dari adanya lulusan tersebut.  

        Secara garis besar terdapat tiga tingkatan kualifikasi profesional guru, yaitu capability, inovator, dan developer. Capability maksudnya adalah guru diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan dan keterampilan serta sikap yang lebih mantap dan memadai sehingga mampu mengelola proses pemelajaran secara efektif. Inovator maksudnya sebagai tenaga pendídik yang memiliki komitmen terhadap upaya perubahan dan reformasi. Guru diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan serta sikap yang tepat terhadap pembaharuan dan sekaligus merupakan penyebar ide pembaharuan yang efektif. Developer maksudnya guru harus memiliki visi dan misi keguruan yang mantap dan luas perspektifnya. Guru harus mampu melihat jauh ke depan dalam mengantisipasi dan menjawab tantangan yang dihadapi oleh sektor pendidikan sebagai suatu sistem.  

        Pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsingya sebagai guru dengan kemampuan maksimal, atau dengan kata lain guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatlh dengan baik serta memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya. Terdidik dan terlatih maksudnya bukan hanya memperoleh pendidikan formal tapi juga harus menguasai berbagai strategi atau teknik di dalam kegiatan pemelajaran serta menguasai landasan-landasan kependidikan sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh guru


DOWNLOAD versi asli dan sumbernya disini: Profesionalisme Guru PAI dalam Pembelajaran

Senin, 21 Maret 2022

Kebaikan VS Keburukan

 




Rasulullah saw. bersabda: 

"Jika baik keislaman seseorang diantara kalian, maka setiap kebaikan yang dilakukannya akan ditulis sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat. Adapun keburukan yang dilakukannya akan ditulis satu kali sampai ia bertemu Allah." (HR. Muslim)


Jumat, 18 Maret 2022

Sabar & Sakit

 





Dari Abdullah Radhiyallahu 'anhu, dia berkata: aku menjenguk Nabi SAW. ketika beliau sakit, lalu aku memegang beliau sementara beliau sedang menahan sakit yang amat berat, maka kataku, "Sepertinya anda sedang merasakan sakit yang amat berat, karena itu Anda mendapatkan pahala dua kali lipat." Beliau bersabda, "Benar, dan tidaklah seorang muslim yang tertimpa musibah (sakit) melainkan Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya. Sebagaimana pohon menggugurkan dedaunannya."

(HR. Bukhari) 


Kamis, 17 Maret 2022

MODUL PPG PAI 2021




Mari kita berkenalan dengan modul-modul yang akan dipelajari dan dibahas dalam kegiatan Pendidikan Profesi Guru (PPG) Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Pada tahun 2021 kegiatan PPG PAI dilaksanakan dengan sistem Full Daring menggunakan LMS yang sudah dibuat dan ditetapkan oleh Dirjen PAI pusat.

Setelah kita mendapatkan kursi atau kesempatan sebagai mahasiswa PPG maka lebih mudah dan akan sangat membantu ketika sudah ada dan mengetahui gambaran tentang pelaksanaan dan materi yang akan dipelajari dan diujikan pada kegiatan PPG tersebut. Dibandingkan dengan tidak tahu dan belum memiliki gambaran sedikit pun, sehingga akan merasa berat dan tertinggal.

Oleh karena, pada kesempatan kali ini penulis akan berbagi informasi dan gambaran tentang pelaksanaan PPG PAI tahun 2021. Semoga dapat membantu dan memberikan informasi yang berguna untuk menyelesaikan dan mendapatkan nilai serta hasil yang terbaik, yang pada akhirnya akan LULUS 100 % sebagai Guru Profesional.

Adapun beberapa Modul yang dipelajari pada kegiatan PPG PAI 2021 adalah sebagai berikut:

1. Modul 1 : Pengembangan Profesi Guru

2. Modul 2 : Evaluasi Pembelajaran

3. Modul 3 : Perkembangan Peserta Didik

4. Modul 4 : Teori Belajar dan Pembelajaran

5. Modul 5 : Aqidah Akhlaq

6. Modul 6 : Fiqih

7. Modul 7 : Al Quran Hadits

8. Modul 8 : Struktur Keilmuan PAI

9. Modul 9 : Pendidikan Agama Islam Kontemporer

10. Modul 10 : Sejarah Kebudayaan Islam

Adapun urutan modul yang akan dipelajari pada pelaksanaan pembelajarannya dilakukan secara berbeda-beda tergantung kelas dan pembagian kurikulum PPG nya. Semuanya sudah ditentukan dan dirancang oleh masing-masing LPTK yang menjadi kampus pelaksanaan PPG nya.

Setelah mengetahui dan mendapatkan informasi mengenai modul-modul yang harus dituntaskan dalam kegiatan PPG PAI, maka nantinya akan ada tahapan-tahapan yang lainnya sampai kepada tahap akhir yaitu UP.



Rabu, 16 Maret 2022

Pesan Sufi




 Jikalau engkau belum sanggup sempurna, maka minimal adalah gerak pikirmu dan gerak qolbumu yang tertuju kepada Allah SWT, tarekat dan hakekat yang engkau utamakan dulu. Sebab begitu engkau mati, hukum hakekat yang akan berlaku, bukan hukum syariat. Itulah yang menjelaskan mengapa seorang pelacur hanya memberi minum anjing yang sedang kehausan bisa masuk surga. Karena dia sudah masuk hukum hakekat walau belum masuk hukum syariat, begitu mati, hukum hakekat itulah yang berlaku padanya, qolbunya tulus dengan rasa belas kasihan kepada makhluk - Nya, itu sebabnya dia beruntung....


# @sufi.indonesia

Senin, 14 Maret 2022

PROGRAM UNGGULAN

 


Beberapa program kegiatan keagamaan yang berbasis pesantren untuk para siswa / taruna SMKN 2 Cipunagara, yaitu:

1)     Pemberantasan buta huruf Al-Quran (Iqra)

2)     Tahsin Al-Quran

3)     Tahfidz Al-Quran

4)     Kitab – kitab Pesantren

5)     Seni menulis huruf Arab (Kaligrafi)

Rincian setiap kegiatan tersebut adalah, sebagai berikut:

1)     Pemberantasan Buta Huruf Al-Quran (Iqra)

     SASARAN

-       Siswa kelas 10, 11 dan 12

-       yang belum mengenal huruf hijaiyyah atau tidak bisa membaca al-Quran

     TARGET

-       Mengenal huruf hijaiyyah dengan metode Iqra

-       Menguasasi iqra 1-6

     TUJUAN

-       Mengenal tata cara membaca al-Quran yang benar

-       Memberantas buta huruf al-Quran

2)     Tahsin Al-Quran

     SASARAN

-       Siswa kelas 10, 11 dan 12

-       Yang sudah mengenal huruf hijaiyyah  

-       Sudah bisa membaca al-Quran meskipun terbata-bata (tidak lancar)

     TARGET

-       Mengenal kaidah Tahsin

-       Menguasasi Tajwid dan Tahsin dengan baik dan benar

     TUJUAN

-       Lancar membaca al-Quran sesuai tajwidnya

-       Tartil dalam membaca al-Quran

-       Membaca al-Quran dengan Tahsinnya.

3)     Tahfidz Al-Quran

     SASARAN

-       Siswa kelas 10, 11 dan 12

-       Yang sudah lancar membaca al-Quran

-       Sudah melewati tahapan Iqra dan Tahsin

     TARGET

-       Hafal 1 juz pertahun

-       Min. 3 juz untuk setiap lulusan

     TUJUAN

-       Menghasilkan siswa-siswi yang gemar menghafal al-Quran

-       Mencetak hafidz/hafidzah sejak dini (usia remaja)

-       Menabung pahala dengan memperbanyak interaksi dengan al-Quran

4)     Kitab – kitab Pesantren

     SASARAN

-       Siswa kelas 10, 11 dan 12

-       Guru

-       Staf Tata Usaha

     TARGET

-       Mengenal kitab-kitab klasik (Kitab Kuning) dasar

-       Kitab Tijan, Safinah, Akhlaq, dll.

     TUJUAN

-       Semakin memahami ajaran Islam

-       Mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari

-       Menyebarkan atau mendakwahkan ke sesama

5)      Seni menulis huruf Arab (Kaligrafi)

     SASARAN

-       Siswa kelas 10 diharuskan ikut serta (wajib)

-       Siswa kelas 11 dan 12  mengikuti sebagai program lanjutan (sunnah)

     TARGET

-       Mengenal seni tulis huruf hijaiyyah (Khat)

-       Menguasasi khat-khat dalam kaligrafi

     TUJUAN

-       Dapat menulis ayat-ayat al-Quran dengan baik dan benar

-       Menulis kaligrafi dengan indah

-       Gemar dengan seni tulis kaligrafi


Sepucuk Nasehat

Sepucuk Nasehat
Nasehatilah diri sebelum usia terlanjur terhenti, karena penyesalan amatlah pahit dan menakutkan